12.07.2015 Views

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTSelanjutnya Gus Dur mengatakan, pengembaraanintelektual itu menghasilkan dua hal sekaligus: pengalamanpribadinya tidak akan pernah dirasakan atau dialami oleh oranglain, sementara mungkin saja pengalaman Gus Dur punya kesamaandengan orang lain yang punya pengembaraan sendiri.Persoalan apakah pengembaraan Gus Dur itu berakhir pada ekletismeyang berwatak kosmopolitan, sementara pengembaraanorang lain berakibat sebaliknya, tidaklah menjadi soal bagi GusDur. Sebab pengalaman pribadi seseorang tidak akan pernahsama dengan orang lain. Orang justru harus bangga dengan pikiran-pikirannyasendiri yang berbeda dengan orang lain.Berangkat dengan pandangan semacam itu, Gus Dur menyimpulkanbahwa Islam yang dipikirkan dan dialaminya adalahIslam yang khas, yang diistilahkan sebagai “Islam ku”. TetapiGus Dur menyatakan, “Islam ku” atau “Islamnya Gus Dur” perludilihat sebagai rentetan pengalaman pribadi yang perlu diketahuioleh orang lain, tetapi tidak dapat dipaksakan kepada orang lain.Sementara yang dimaksud dengan “Islam Anda”, lebih merupakanapresiasi dan refleksi Gus Dur terhadap tradisionalisme atauritual keagamaan yang hidup dalam masyarakat. Dalam konteksini, Gus Dur memberikan apresiasi terhadap kepercayaan dantradisi keagamaan sebagai “kebenaran” yang dianut oleh komunitasmasyarakat tertentu yang harus dihargai. Menurut Gus Dur,“kebenaran” semacam itu berangkat dari keyakinan, dan bukandari pengalaman. Keberagamaan semacam itu diformulasikanoleh Gus Dur sebagai “Islam Anda” yang juga perlu dihargai.Adapun perumusan tentang “Islam Kita” lebih merupakan derivasidari keprihatinan seseorang terhadap masa depan Islam yangdidasarkan pada kepentingan bersama kaum Muslimin. Visi tentang“Islam Kita” menyangkut konsep integratif yang mencakup“Islam ku” dan “Islam Anda”, dan menyangkut nasib kaum Musliminseluruhnya. Dalam konteks ini, Gus Dur menyadariadanya kesulitan dalam merumuskan “Islam Kita”. Itu karenapengalaman yang membentuk “Islam ku” berbeda bentuknyadari “Islam Anda”, yang menyebabkan kesulitan tersendiriISLAMKU, ISLAM ANDA, ISLAM KITA / xv

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!