12.07.2015 Views

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTsistemik” tersebut dalam pandangan penulis artikel ini haruslahdipahami bersama-sama “perintah sistemik” lain. Hanya dengancara demikianlah dapat dicapai pengertian yang benar-benarrasional dan utuh. Cara yang pertama, jelas hanya “mau menangnyasendiri”, berdasarkan emosi dan sama sekali tidak rasional.“Perintah-perintah sistemik” lain yang dapat digunakan dalamhal ini berjumlah sangat banyak. Penulis hanya menggunakandua buah saja dalam tulisan ini. Perintah “tidak ada paksaandalam beragama, karena telah jelas mana yang lurus dan manayang palsu” (lâ ikrâha fî al-dîn, qad tabayyana al-rusydu min al-ghayyi)(QS al-Baqarah (2): 256). Perintah dalam bentuk pernyataan inidiperkuat oleh pernyataan lain dalam kitab suci “Bagi kalian agamakalian dan bagi-ku agama-ku (lakum dînukum wa liyadîn) (QSal-Kafirun (109): 6) . Jelas, kitab suci tersebut tidak menyatakanlembaga tertentu yang harus “menjamin” kelebihan agama ituatas agama lain, melainkan “diserahkan” kepada akal sehatmanusia untuk “mencapai kebenaran”.Dengan demikian, “kesempurnaan sistem” Islam sebagaiagama, tidak didasarkan pada kekuatan atau wewenang lembagatertentu, melainkan pada kemampuan akal manusia untuk melakukanperbandingan sendiri-sendiri. Dalam pandangan penulis,kesadaran pluralistik seperti inilah yang harus kita pelihara danbukannya lembaga tertentu seperti negara yang harus kita sandari.Bukankah ini sesuai dengan pernyataan Tuhan –sebagaimanayang disebutkan di atas, tentang ditutusnya Nabi kitaMuhammad Saw, untuk membawakan persaudaraan di antarasesama manusia? Pengertian berangkai yang penulis ajukan ini,tentulah terkait sepenuhnya dengan pernyataan Tuhan: “Barangsiapa mengambil selain Islam sebagai agama, tiada diterima(amal)-nya dan ia akan termasuk di akhirat “kelak” sebagai orangyang merugi (man yabtaghi ghaira al-Islâma dînan fa lan yuqbalaminhu wa hua fî al-âkhirati min al-khâsirîn)(QS Ali Imran(3):85).Pernyataan ini menunjukkan hak tiap orang untuk merasa benar,walaupun Islam meyakini kebenarannya sendiri.ISLAMKU, ISLAM ANDA, ISLAM KITA / 13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!