12.07.2015 Views

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DEMOCRACY PROJECTkaidah-kaidah ushul fiqh, maupun variasi pemahaman terhadapteks-teks yang ada. 13Pandangan Gus Dur tersebut di atas, sebenarnya tertujukepada kelompok-kelompok yang dalam sosiologi agama bisadikategorikan sebagai neo-fundamentalisme. Ini mengingatkansaya pada analisis Fazlur Rahman yang juga dikutip oleh CakNur terhadap kebangkitan neo-fundamentalis Islam. Rahmanmenilai, keberadaan neo-fundamentalisme Islam di berbagainegeri Muslim, sebenarnya bukanlah memberikan alternatifatau tawaran yang baik bagi masa depan Islam itu sendiri. Inikarena neo-fundamentalisme sebenarnya mengidap penyakityang cukup berbahaya, yakni mendorong ke arah pemiskinanintelektual karena pandangan-pandangan literal dan tekstualyang tidak memberikan apresiasi terhadap kekayaan khasanahke-Islaman klasik yang kaya dengan alternatif pemikiran. Selainitu, Rahman menilai kelompok neo-fundamentalis umumnyamemiliki pemahaman yang superfisial, anti intelektual danpemikirannya tidak bersumber dari ruh Al Qur’an dan budaya13Untuk memahami gerakan Islam radikal atau fundamentalis Islam, adasejumlah ciri penting yang melekat dalam kelmpok ini. Ciri yang tama adalahberkaitan dengan pemahaman dan interpretasi mereka terhadap doktrin yangcenderung bersifat rigit dan literalis. Kecenderungan seperti itu, menurutmereka sangat perlu demi menjaga kemurnian doktrin Islam secara utuh(kaffah). Menurut kaum Islam radikal, doktrin-doktrin yang terdapat di dalamQur’an dan Sunnah adalah doktrin yang bersifat universal dan telah mencakupsegala aspek dalam kehidupan manusia dan berlaku tanpa dibatasi oleh ruangdan waktu. Bagi kelmpok Islam radikal fundamentalis yang penting adalahketaatan mutlak kepada wahyu Tuhan, yang berlaku secara universal. Bagikaum fundamentalis, iman dan ketaatan terhadap wahyu Tuhan sebagaimanatercantum dalam Al Qur’an dan praktek Sunnah Nabi lebih penting daripadapenafsiran-penafsiran terhadap kedua sumber utama pedoman kehidupanummat Islam itu. Kecenderungan doktriner seperti ini terutama sekalidilandasi oleh sikap untuk memahami dan mengamalkan doktrin secaramurni dan totalitas.Untuk uraian yang bagus mengenai hal ini, lihat WilliamE. Shepard, “Islam and Ideology: Towards Typology” dalam InternationalJournal of Middle Eastern Studies, No.19, 1987. Bandingkan dengan BruceLawrence, Defenders of God: The Fundamentalist Revolt Against the ModernAge, New York: I.B. Tauris, 1990, hal.40.xxxii / ABDURRAHMAN WAHID

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!