12.07.2015 Views

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTdimensi tersebut. Umpamanya saja, kewajiban berpuasa, yangsemula diperintahkan sebagai sesuatu yang bersifat individual,perintah Allah Swt: “Di perintahkan kepada kalian untuk berpuasa,seperti juga diwajibkan atas kaum-kaum sebelum kalian”(kutiba’alaikum al-shiyâm kamâ kutiba ’ala ladzîna min qablikum)(QSal-Baqarah(2):183). Perintah yang sepintas lalu bersifat individualini pada akhirnya berlaku bagi seluruh kaum muslimin, sebagaikewajiban semua orang Islam. Dengan demikian, kita harusmampu mencari yang kolektif dari sumber-sumber tertulis (dalilal-naqli).Dalam perintah Nabi yang tertulis (dalil al-naqli) saja, yangmembawakan sebuah kecenderungan baru, terkadang kita sulituntuk membedakan atau menetapkan, mana yang berwatak kolektifdan mana yang individual. Sebagai contoh, dapat dikemukakandi sini ucapan Nabi Muhammad Saw: “mencari ilmu (berlangsung)dari buaian hingga ke liang kubur” (thalabu al-ilmi minalmahdi ila al-lahdi). Memang hal itu adalah kerja terpuji, tetapi tidakjelas dalam ungkapan ini, apakah kewajiban yang timbul itu berlakuuntuk perorangan seorang muslim ataukah bagi sekelompokkolektif kaum muslimin? Jika diartikan sebagai kewajibankolektif, bagaimanakah halnya dengan mereka yang tidak bersekolah?Benarkah mereka termasuk orang-orang bersalah?Kejelasannya tidak dapat dicapai dengan ungkapan harafiyah,karena itu tidak akan tercapai kesepakatan kaum muslimintentang “kewajiban” bersekolah. Tapi apakah tanpa kesepakatanitu, lalu orang tidak berhak mendapat pendidikan? Dalam keadaantiadanya kesepakatan tentang suatu hal, maka seseorang dapatsaja mengikuti sebuah pendapat lain, sama seperti juga halnyaorang menggangap tidak adanya sebuah keharusan tentang halitu. Apakah sesuatu itu merupakan kewajiban universal ataukahkewajiban fakultatif? Dapat dikemukakan sebagai contoh mengenaihal ini, yaitu ucapan Nabi Muhammad Saw “mencintai tanahair adalah sebagian (pertanda) dari keimanan” (hubbu al-wathanmin al-iman). Tidak jelas adakah “kewajiban” mencintai tanah26 / ABDURRAHMAN WAHID

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!