12.07.2015 Views

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

islam - Democracy Project

SHOW MORE
SHOW LESS
  • No tags were found...

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DEMOCRACY PROJECTmengembangkan liberalisme (keterbukaan) dalam keyakinanagama yang diperlukannya. Dan orang-orang lain itu marahkepadanya, karena mereka tidak menguasai penafsiran istilahtersebut. Berpulang kepada kita jualah untuk menilai tindakanUlil Abshar Abdalla, yang mengembangkan paham liberalismedalam Islam.Lalu mengapa ia melakukan hal itu? Apakah ia tidak mengetahuikemungkinan akan timbulnya reaksi seperti itu? Tentu sajaia mengetahui kemungkinan itu, karena sebagai seorang santriUlil tentu paham “kebebasan” yang dinilai buruk itu. Lalu, mengapaia tetap melakukan kerja menyebarkan paham tersebut?Tentu karena ia “terganggu” oleh kenyataan akan lebarnya spektrumdi atas. Karena ia khawatir pendapat “keras” akan mewarnaijalan pikiran kaum muslim pada umumnya. Mungkin juga,ia ingin membuat para “muslim pinggiran” merasa di rumah merekasendiri (at home) dengan pemahaman mereka. Kedua alasanitu baik sendiri-sendiri maupun secara bersamaan, mungkin sajamenjadi motif yang diambil Ulil Abshar Abdalla tersebut.Kembali berpulang kepada kita semua, untuk memahamiUlil dari sudut ini atau tidak. Jika dibenarkan, tentu saja kita akan“membiarkan” Ulil mengemukakan gagasan-gagasannya di masadepan. Disadari, hanya dengan cara “menemukan” pemikiranseperti itu, barulah Islam dapat berhadapan dengan tantangansekularisme. Kalau demikian reaksi kita, tentu saja kita masihmengharapkan Ulil mau melahirkan pendapat-pendapat terbukadalam media khalayak. Bukankah para ulama di masa lampaucukup bijaksana untuk memperkenalkan pebedaan-perbedaanpemikiran seperti itu? Adagium seperti “perbedaan pandangandi kalangan para pemimpin adalah rahmat bagi umat “ (ikhtilâfal-a’immah rahmah al-ummah).Jika kita tidak menerima sikap untuk membiarkan Ulil“berpikir” dalam media khalayak, maka kita dihadapkankepada dua pilihan yaitu “larangan terbatas” untuk berpikirbebas, atau sama sekali menutup diri terhadap kontaminasiISLAMKU, ISLAM ANDA, ISLAM KITA / 149

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!