26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

Pinjaman/utang luar negeri yang pada struktur periode pertama menjadi bagian dari pos<br />

penerimaan negara dalam APBN mengalami perubahan pos pada struktur periode<br />

kedua menjadi pos pembiayaan. Pos pembiayaan dalam APBN digunakan untuk<br />

membiayai pembangunan apabila pendapatan negara dan hibah belum dapat memenuhi<br />

kebutuhan belanja negara.<br />

Apabila dilihat dari proporsi penerimaan negara, maka penerimaan migas merupakan<br />

primadona pada awal periode pertama (1969/1970 s.d 1985/1986). Hal ini dikarenakan<br />

booming minyak yang terjadi pada dekade 1970an di mana harga minyak dunia terus<br />

meningkat sampai awal dekade 1980an. Tetapi keadaan mulai berbalik, di mana harga<br />

minyak dunia cenderung menurun.<br />

Sebelum terjadi penurunan harga minyak dunia tersebut, Pemerintah telah menyadari<br />

bahwa penerimaan migas tidak seharusnya dijadikan sumber penerimaan utama karena<br />

sifatnya yang fluktuatif dan merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.<br />

Oleh karena itu, pada tahun 1983 Pemerintah melakukan serangkaian reformasi<br />

perpajakan dengan membuat peraturan perundangan perpajakan baru yang mengatur<br />

mengenai pajak penghasilan (UU Nomor 7/1983), pajak pertambahan nilai (UU Nomor<br />

8/1983) dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan (UU Nomor 6/1983). Reformasi<br />

perpajakan tersebut juga melakukan perubahan men<strong>dasar</strong> pada sistem pemungutan<br />

pajak yang sebelumnya “official assessment” menjadi “self assessment”. Langkah ini<br />

berhasil meningkatkan penerimaan perpajakan, sehingga mulai tahun 1986/1987<br />

penerimaan perpajakan telah menggantikan posisi penerimaan migas sebagai<br />

primadona dalam penerimaan negara.<br />

4.4 Jenis-jenis Pendapatan Negara<br />

Sesuai amanat dalam UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pendapatan<br />

negara terdiri atas penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, dan<br />

penerimaan hibah. Ber<strong>dasar</strong>kan struktur pendapatan negara yang baru maka<br />

penerimaan perpajakan terdiri dari pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai, pajak<br />

bumi dan bangunan, cukai, dan pajak lainya serta pajak perdagangan internasional yang<br />

terdiri dari bea masuk dan bea keluar. Sedangkan PNBP terdiri dari penerimaan SDA<br />

(migas dan nonmigas), bagian Pemerintah atas laba BUMN, PNBP lainnya serta<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

93<br />

PENDAPATAN NEGARA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!