26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

penerbitan SBN yang besar, serta (iv) berperan sebagai benchmark obligasi valas<br />

korporasi;<br />

4. Melakukan pengelolaan SBN dalam kerangka Asset Liability Management (ALM), baik<br />

ALM neraca pemerintah pusat/internal Kementerian Keuanganmaupun ALM sovereign<br />

balance sheet bersama Bank Indonesia;<br />

5. Menjaga stabilitas pasar SBN dengan mengimplementasikan CMP dan BSF dan<br />

mendukung pengembangan CMP Nasional;<br />

6. Melaksanakan pengelolaan kewajiban secara menyeluruh dengan mempertimbangkan<br />

aspek biaya dan risiko dalam buyback dan debt switch.<br />

7.2.2 Pinjaman Dalam Negeri<br />

Pinjaman Dalam Negeri, yang selanjutnya disingkat PDN adalah setiap pinjaman oleh<br />

Pemerintah yang diperoleh dari Pemberi Pinjaman Dalam Negeri yang harus dibayar<br />

kembali dengan persyaratan tertentu, sesuai dengan masa berlakunya (PP No.54 Tahun<br />

2008).<br />

Pinjaman Dalam Negeri (PDN) dalam struktur portofolio utang Pemerintah merupakan<br />

instrumen yang relatif baru. Pinjaman ini mulai digunakan sebagai instrumen pembiayaan<br />

tahun 2010, setelah ditetapkan Peraturan Pemerintah nomor 54 tahun 2008 tentang Tata<br />

Cara Pengadaan dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri oleh Pemerintah. Meskipun PDN<br />

tersebut berasal dari bank-bank BUMN, namun tidak menutup kemungkinan bagi<br />

perbankan swasta untuk ikut terlibat dalam pengadaan PDN melalui sindikasi dengan bankbank<br />

BUMN. Sesuai dengan peruntukannya, sebagaimana diatur dalam PP No. 54 tahun<br />

2008 PDN lebih difokuskan untuk membiayai kegiatan yang dilakukan oleh K/L, Pemda,<br />

BUMN atau BUMD. Kegiatan-kegiatan tersebut dimaksudkan untuk pemberdayaan industri<br />

dalam negeri, percepatan pembangunan infrastruktur, dan kegiatan investasi. Untuk saat ini<br />

penggunaan Pinjaman Dalam Negeri tersebut masih terfokus pada kegiatan-kegiatan<br />

pengadaan alat utama sistem persenjataan (alutsista) Kementerian Pertahanan dan alat<br />

material khusus (almatsus) Polriyang diproduksi oleh produsen dalam negeri.<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

297<br />

PEMBIAYAAN ANGGARAN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!