26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

2006 MENYELESAIKAN<br />

REFORMASI MENYELURUH<br />

UNTUK MENINGKATKAN<br />

KESEJAHTERAAN RAKYAT<br />

1. Penanggulangan Kemiskinan dan<br />

Kesenjangan;<br />

2. Peningkatan Kesempatan Kerja,<br />

Investasi, dan Ekspor;<br />

3. Revitalisasi Pertanian dan Perdesaan;<br />

4. Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas<br />

Pendidikan dan Kesehatan;<br />

5. Penegakan Hukum, Pemberantasan<br />

Korupsi, dan Reformasi Birokrasi;<br />

6. Penguatan Kemampuan Pertahanan,<br />

Pemantapan Keamanan dan Ketertiban,<br />

serta Penyelesaian Konflik;<br />

7. Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nanggroe<br />

Aceh Darussalam dan Nias (Sumatera<br />

Utara);<br />

2005 1. MEMPERCEPAT REFORMASI;<br />

2. MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT; SERTA<br />

3. MEMPERKOKOH KESATUAN DAN PERSATUAN BANGSA DALAM<br />

KERANGKA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA.<br />

5.2 Perkembangan Struktur Belanja Pemerintah Pusat<br />

Era Indische Comptabiliteits Wet (ICW)<br />

Pada masa Kabinet Ampera, awal pemerintahan Orde Baru, diperkenalkan untuk pertama<br />

kalinya kebijakan Anggaran Berimbang dan Dinamis. Kebijakan ini dibuat dalam rangka<br />

mengatasi krisis perekonomian akibat hiper inflasi yang mencapai 650 persen pada<br />

pertengahan tahun 1966. Hal tersebut disebabkan oleh defisit APBN yang sangat besar dan<br />

dibiayai oleh pencetakan uang. Karena itu, APBN berimbang dan dinamis diciptakan<br />

dengan tujuan menghilangkan defisit anggaran.<br />

Dalam anggaran berimbang dan dinamis, struktur APBN terdiri dari anggaran penerimaan<br />

dan anggaran belanja. Pada sisi penerimaan dicatat penerimaan dari dalam negeri dan<br />

penerimaan dari luar negeri (pinjaman), sedangkan sisi pengeluaran terdiri dari belanja rutin<br />

dan belanja pembangunan. Belanja rutin dibiayai dengan menggunakan penerimaan dalam<br />

negeri, dan belanja pembangunan dibiayai menggunakan penerimaan luar negeri sehingga<br />

tercipta internal balance dalam APBN. Disiplin tersebut tidak dapat dilanggar. Belanja rutin<br />

hanya disediakan sepanjang ada dana dari penerimaan dalam negeri, dan belanja<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

131<br />

BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!