26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

pembangunan dapat dilakukan apabila terdapat penerimaan bantuan/pinjaman/utang luar<br />

negeri.<br />

Kebijakan anggaran berimbang dan dinamis berjalan hingga tahun 2000. Sejak tahun 2001<br />

prinsip anggaran yang digunakan adalah anggaran surplus/defisit. Sejalan dengan itu,<br />

format dan struktur APBN berubah dari T-Account menjadi I-Account. Belanja negara terdiri<br />

dari (1) belanja pemerintah pusat, yang meliputi pengeluaran rutin dan pengeluaran<br />

pembangunan, dan (2) belanja untuk daerah, yang meliputi dana perimbangan dan dana<br />

otonomi khusus dan penyeimbang/penyesuaian. Selisih antara pendapatan negara dan<br />

hibah dengan belanja negara akan berupa surplus/defisit anggaran. Guna menutup defisit<br />

anggaran maka diperlukan pembiayaan yang bersumber dari luar pendapatan negara dan<br />

hibah, yang antara lain bersumber dari pembiayaan dalam negeri, dan pembiayaan luar<br />

negeri.<br />

Sesuai dengan hal tersebut, GBHN 1999 – 2004 antara lain mengamanatkan hal-hal<br />

sebagai berikut:<br />

<br />

<br />

<br />

Pengembangan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi, disiplin,<br />

keadilan, efisiensi, dan efektivitas, untuk menambah penerimaan negara dan<br />

mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri<br />

Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk kegiatan ekonomi<br />

produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif, dan efisien. Mekanisme dan<br />

prosedur pinjaman luar negeri harus sesuai dengan persetujuan Dewan Perwakilan<br />

Rakyat dan diatur dengan undang-undang<br />

Menyehatkan APBN dengan mengurangi defisit anggaran melalui peningkatan disiplin<br />

anggaran, pengurangan subsidi dan pinjaman luar negeri secara bertahap, peningkatan<br />

penerimaan pajak progresif yang adil dan jujur, serta penghematan pengeluaran.<br />

Dalam rangka menetapkan perencanaan yang memadai, antara lain dilakukan melalui<br />

kebijakan dalam sistem biaya, yaitu dalam melaksanakan belanja negara dilakukan<br />

standardisasi komponen kegiatan termasuk harga satuannya, antara lain:<br />

1. Standardisasi harga satuan digunakan untuk menyusun pembiayaan kegiatan-kegiatan<br />

yang diusulkan dalam dokumen anggaran.<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

132<br />

BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!