26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

belanja Pemerintah Pusat meliputi realisasi anggaran fungsi agama pada kementerian<br />

negara/lembaga sebagaimana tabel berikut:<br />

TABEL 5.22<br />

Perkembangan Alokasi Belanja Menurut Fungsi Agama Tahun 2008-2014<br />

(triliun rupiah)<br />

2008 2009 2010 2011 2012<br />

2013<br />

APBN<br />

2014<br />

APBN<br />

09 AGAMA 0,7 0,8 0,9 1,4 3,4 4,1 4,5<br />

09.01 Peningkatan Kehidupan Beragama 0,6 0,7 0,8 0,7 0,8 1,3 1,6<br />

09.02 Kerukunan Hidup Beragama 0,0 0,0 0,0 0,1 0,1 0,1 0,1<br />

09.03 Litbang Agama 0,0 0,0 0,0 0,1 1,8 2,0 2,1<br />

09.90 Pelay anan Keagamaan Lainny a 0,1 0,0 0,0 0,6 0,7 0,7 0,6<br />

5.11 Profil Belanja Pemerintah Pusat<br />

Untuk kebutuhan analisis, baik belanja negara maupun belanja pemerintah pusat dapat pula<br />

diklasifikan ber<strong>dasar</strong>kan sifat pengalokasiannya. Klasifikasi dimaksud antara lain meliputi:<br />

(1) belanja operasional dan non operasional, serta (2) belanja mengikat (wajib) dan tidak<br />

mengikat (tidak wajib).<br />

5.11.1 Belanja operasional dan nonoperasional<br />

Pengelompokan belanja negara dalam belanja operasional dan belanja nonoperasional<br />

dilakukan untuk melihat seberapa besar belanja negara dialokasikan untuk biaya yang<br />

secara tidak langsung (tetap) maupun langsung dalam penyelenggaraan pemerintahan.<br />

Tegasnya, alokasi anggaran dalam kerangka penyelenggaraan pemerintahan adalah<br />

alokasi yang ada pada Kementerian/Lembaga Negara. Yang dimaksud dengan belanja<br />

operasional ialah biaya yang harus ada dan tidak tergantung dari capaian target kinerja<br />

suatu kementerian/lembaga. Apapun dan berapapun target kinerja pemerintahan yang akan<br />

dicapai, belanja operasional dalam penyelenggaraan pemerintahan besarnya relatif tetap.<br />

Sedangkan belanja nonoperasional ialah biaya yang besarannya tergantung dengan target<br />

capaian kinerja kementerian/lembaga yang akan dicapai, semakin besar target kinerja,<br />

berarti semakin besar belanja nonoperasionalnya.<br />

Pengelompokan belanja operasional dan nonoperasional ini digunakan mulai tahun<br />

anggaran 2011 pada saat penerapan restrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka<br />

penerapan penganggaran berbasis kinerja. Ber<strong>dasar</strong>kan peruntukannya, seluruh belanja<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

238<br />

BELANJA PEMERINTAH PUSAT

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!