26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

c. Ekspor BKP berwujud<br />

d. Ekspor BKP Tidak Berwujud<br />

e. Ekspor JKP<br />

Disebut juga PPN Keluaran.<br />

Sesuai dengan UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 7 tarif PPN ditetapkan sebesar 10%. Akan<br />

tetapi, ber<strong>dasar</strong>kan pertimbangan perkembangan ekonomi dan/atau peningkatan<br />

kebutuhan dana untuk pembangunan, Pemerintah diberi wewenang mengubah tarif<br />

PPN menjadi paling rendah 5% dan paling tinggi 15% dengan tetap memakai<br />

prinsip tarif tunggal. Perubahan tarif ini dikemukakan oleh Pemerintah kepada DPR<br />

dalam rangka pembahasan dan <strong>penyusunan</strong> RAPBN. Khusus untuk ekspor BKP<br />

berwujud, BKP tidak berwujud dan JKP dikenakan tarif 0%.<br />

Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM)<br />

Ber<strong>dasar</strong>kan UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 5, PPnBM merupakan pajak yang dikenakan<br />

terhadap penyerahan BKP yang tergolong mewah yang dilakukan oleh pengusaha yang<br />

menghasilkan barang tersebut di dalam Daerah Pabean dalam kegiatan usaha atau<br />

pekerjaannya dan impor BKP yang tergolong mewah<br />

Tarif PPnBM ber<strong>dasar</strong>kan UU No. 42 Tahun 2009 Pasal 8 ditetapkan paling rendah 10%<br />

(sepuluh persen) dan paling tinggi 200% (dua ratus persen). Sedangkan khusus untuk<br />

ekspor BKP yang tergolong mewah dikenai pajak dengan tarif 0% (nol persen)<br />

Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)<br />

Ber<strong>dasar</strong>kan Undang-undang nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan<br />

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang nomor 12 Tahun 1994 PBB adalah<br />

pajak yang bersifat kebendaan dalam arti besarnya pajak terutang ditentukan oleh<br />

keadaan objek yaitu bumi/tanah dan atau bangunan. Keadaan subyek (siapa yang<br />

membayar) tidak ikut menentukan besarnya pajak.<br />

PBB terbagi ke dalam beberapa sektor, yaitu Sektor Perkotaan, Sektor Perdesaan,<br />

Sektor Perkebunan, Sektor Perhutanan, dan Sektor Pertambangan Migas dan<br />

Pertambangan Umum. Khusus untuk Sektor Perkotaan dan Perdesaan akan dialihkan<br />

administrasinya kepada Pemerintah daerah secara keseluruhan mulai tahun 2014,<br />

sesuai dengan amanah Undang-uandang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah<br />

dan Retribusi Daerah.<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

106<br />

PENDAPATAN NEGARA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!