26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari<br />

pihak rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya<br />

digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai<br />

public investment.<br />

Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R,<br />

pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah,<br />

bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, ber<strong>dasar</strong>kan<br />

ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung<br />

dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk<br />

menjalankan pemerintahan.<br />

Pajak menurut Pasal 1 angka 1 UU No 6 Tahun 1983 sebagaimana telah<br />

disempurnakan terakhir dengan UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan umum dan<br />

tata cara perpajakan adalah “kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang<br />

pribadi atau badan yang bersifat memaksa ber<strong>dasar</strong>kan Undang Undang, dengan tidak<br />

mendapat timbal balik secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi<br />

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.<br />

4.4.1.1 Unsur Pajak<br />

Dari berbagai definisi yang diberikan terhadap pajak baik pengertian secara ekonomis<br />

(pajak sebagai pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah) atau<br />

pengertian secara yuridis (pajak adalah iuran yang dapat dipaksakan) dapat ditarik<br />

kesimpulan tentang unsur-unsur yang terdapat pada pengertian pajak antara lain<br />

sebagai berikut:<br />

1. Pajak dipungut ber<strong>dasar</strong>kan undang-undang. Asas ini sesuai dengan perubahan<br />

ketiga UUD 1945 pasal 23A yang menyatakan "pajak dan pungutan lain yang<br />

bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dalam undang-undang."<br />

2. Tidak mendapatkan jasa timbal balik (kontraprestasi perseorangan) yang dapat<br />

ditunjukkan secara langsung. Misalnya, orang yang taat membayar pajak<br />

kendaraantor akan melalui jalan yang sama kualitasnya dengan orang yang tidak<br />

membayar pajak kendaraan bermotor.<br />

3. Pemungutan pajak diperuntukkan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah<br />

dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan.<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

95<br />

PENDAPATAN NEGARA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!