26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

penerimaan perpajakan terdiri atas pajak dalam negeri dan pajak perdagangan<br />

internasional.<br />

Dasar hukum penerimaan perpajakan yang berlaku saat ini adalah:<br />

1. UU Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.<br />

2. UU Nomor 42 Tahun 2009 Tentang PPN dan PPnBM.<br />

3. UU Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Kententuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.<br />

4. UU Nomor 12 Tahun 1985 Tentang Pajak Bumi dan Bangunan.<br />

5. UU Nomor 13 Tahun 1985 Tentang Bea Meterai.<br />

6. UU Nomor 39 Tahun 2007 Tentang Cukai.<br />

7. UU Nomor 17 Tahun 2006 Tentang Kepabeanan.<br />

Pajak dalam negeri terdiri atas pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai dan<br />

pajak penjualan atas barang mewah (PPN & PPnBM), pajak bumi dan bangunan (PBB),<br />

bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai, dan pajak lainnya. Akan<br />

tetapi, sesuai dengan amanat dalam UU Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah<br />

dan Retribusi Daerah seluruh penerimaan BPHTB akan dipindahkan administrasinya ke<br />

daerah sejak tahun 2011. Oleh karena itu, penerimaan BPHTB tidak lagi menjadi<br />

penerimaan pajak Pemerintah pusat sejak tahun 2011 sehingga tidak lagi dicatat dalam<br />

APBN. Selain itu UU Nomor 28 Tahun 2009 juga mengamanatkan pengalihan<br />

administrasi PBB sector pedesaan dan perkotaan ke daerah mulai tahun 2014, sehingga<br />

penerimaan PBB yang menjadi penerimaan Pemerintah Pusat hanya PBB sector<br />

perkebunan, kehutanan dan pertambangan.<br />

Selain dibagi ber<strong>dasar</strong>kan jenisnya, penerimaan pajak juga ketegorikan ber<strong>dasar</strong>kan<br />

sifat pemungutannya. Terdapat dua sifat pemungutan yaitu pajak langsung yaitu pajak<br />

yang beban pembayarannya ditanggung dibayar langsung ditanggung oleh subjek<br />

pajaknya seperti PPh, PBB, dan bea meterai. Sedangkan pajak tidak langsung adalah<br />

pajak yang bebanpembayarannya dapat digeser kepada pihak ketiga seperti konsumen<br />

akhir. Pajak yang termasuk dalam kategori pajak tidak langsung adalah PPN, PPnBM,<br />

cukai, bea masuk dan bea keluar.<br />

Selain sifat pemungutan pajak, tarif pajak juga di bagi menjadi beberapa jenis yaitu:<br />

1. Tarif proporsional yaitu tarif yang berupa persentase tetap seperti tarif PPN sebesar<br />

10%;<br />

DIREKTORAT P-APBN<br />

101<br />

PENDAPATAN NEGARA

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!