26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

penerimaan negara. Hal ini terkait kebijakan pemerintah untuk mengoptimalkan<br />

penerimaan dalam negeri agar dapat<br />

mendukung kebijakan konsolidasi fiskal yang<br />

berkelanjutan.<br />

Penerimaan perpajakan merupakan sumber<br />

utama dengan proporsi sekitar 69-70% dari<br />

total penerimaan dalam negeri, dan<br />

pemerintah melaksanakan optimalisasi<br />

penerimaan perpajakan melalui kebijakan tax<br />

policy and administration reform yang meliputi<br />

reformasi di bidang administrasi, bidang<br />

peraturan dan perundang-undangan, bidang<br />

pengawasan dan penggalian potensi. Selain<br />

dari perpajakan, sumber Penerimaan Dalam<br />

Negeri adalah dari Penerimaan Negara Bukan<br />

Pajak (PNBP) yaitu seluruh penerimaan<br />

pemerintah pusat yang tidak berasal dari<br />

penerimaan perpajakan. Pengelolaan PNBP<br />

di<strong>dasar</strong>kan pada ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997, yang pada<br />

pasal 5 menyatakan bahwa seluruh Penerimaan Negara Bukan Pajak dikelola dalam<br />

sistem Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.<br />

2. Belanja Negara<br />

Belanja Negara merupakan semua pengeluaran negara dalam satu (1) tahun anggaran<br />

yang mengurangi ekuitas dana lancar dan merupakan kewajiban negara, dan tidak akan<br />

diperoleh pembayarannya kembali oleh negara. Secara prinsip besaran belanja yang<br />

tercantum dalam APBN merupakan batas tertinggi, sehingga tidak dapat dilampaui.<br />

Belanja Negara ini memiliki peran yang strategis untuk mendukung percepatan<br />

pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dalam mencapai dan meningkatkan<br />

kesejahteraan rakyat. Belanja Negara terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer<br />

ke Daerah.<br />

I. PENERIMAAN DALAM NEGERI<br />

II.<br />

PENDAPATAN NEGARA DAN HIBAH<br />

1. PENERIMAAN PERPAJAKAN<br />

Tax Ratio (% thd PDB)<br />

a. Pajak Dalam Negeri<br />

1) Pajak Penghasilan<br />

- PPh Non-Migas<br />

- PPh Migas<br />

2) Pajak pertambahan nilai<br />

3) Pajak bumi dan bangunan<br />

4) BPHTB<br />

5) Pajak lainnya<br />

6) Cukai<br />

b. Pajak Perdagangan Internasional<br />

1) Bea masuk<br />

2) Bea Keluar<br />

2. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK<br />

a. Penerimaan SDA<br />

1) SDA Migas<br />

- Minyak bumi<br />

- Gas Bumi<br />

2) Non Migas<br />

- Pertambangan umum<br />

- Panas Bumi<br />

- Kehutanan<br />

- Perikanan<br />

b. Bagian Laba BUMN<br />

c. PNBP Lainnya<br />

HIBAH<br />

DIREKTORAT P-APBN 17 PENDAHULUAN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!