26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

Angka sebesar Rp595 triliun dalam postur APBN tersebut sebagai kapasitas fiskal<br />

belanja K/L yang tidak akan berubah, sepanjang tidak ada perubahan kebijakan (antara<br />

lain berupa perubahan: asumsi <strong>dasar</strong> ekonomi makro, defisit, tax ratio, atau subsidi).<br />

Yang mungkin mengalami perubahan ialah alokasi belanja satu atau beberapa K/L,<br />

bukan kapasitas fiskal untuk belanja K/L secara total. Misal, Kementerian X mempunyai<br />

alokasi anggaran Rp100 miliar tahun 2013. Ber<strong>dasar</strong>kan hasil review KPJM yang ada di<br />

dokumen RKA-K/L, DJA menetapkan angka <strong>dasar</strong> Kementerian X sebesar Rp80 miliar<br />

untuk RAPBN 2014. Artinya, alokasi belanja Kementerian X akan tetap sebesar Rp80<br />

miliar (sampai APBN ditetapkan) apabila Kementerian Perencanaan/Bappenas dan<br />

Kementerian Keuangan belum menerima dan menyetujui usulan inisiatif baru untuk<br />

Kementerian X untuk RAPBN 2014.<br />

Jika ada persetujuan atas usulan inisiatif baru untuk Kementerian X sebesar Rp10<br />

miliar, maka anggaran belanja Kementerian X menjadi sebesar Rp90 miliar (angka <strong>dasar</strong><br />

Rp80 miliar ditambah angka inisiatif baru Rp10 miliar). Angka sebesar Rp10 miliar<br />

tersebut mengambil porsi alokasi belanja keperluan Inisiatif baru dalam postur APBN.<br />

Usulan inisiatif baru yang berasal dari semua K/L tidak boleh melebihi alokasi belanja<br />

untuk keperluan inisiatif baru (sebesar Rp29 triliun). Oleh karena itu wajar jika ada<br />

proses seleksi dan penilalian atas setiap usulan inisiatif baru.<br />

Jadi sisa alokasi belanja inisiatif baru dalam postur APBN menjadi Rp29 triliun minus<br />

Rp10 miliar. Namun demikian alokasi belanja K/L tetap tidak mengalami perubahan<br />

sebesar Rp595 triliun.<br />

Pagu indikatif yang sudah ditetapkan beserta prioritas pembangunan nasional yang<br />

dituangkan dalam rencana awal RKP disampaikan kepada K/L pada bulan Maret<br />

melalui surat bersama Menteri Keuangan dan Menteri Perencanaan/Kepala Bappenas.<br />

Pola <strong>penyusunan</strong> Pagu Indikatif menggunakan metode yang sama dengan <strong>penyusunan</strong><br />

Kapasitas Fiskal, yaitu kegiatan koordinasi dan harmonisasi para pihak yang terkait.<br />

Contoh sebagaimana Tabel 2.3 merupakan kegiatan koordinasi dan harmonisasi yang<br />

telah, sedang, dan akan dilakukan dalam rangka <strong>penyusunan</strong> Pagu Indikatif 2014.<br />

DIREKTORAT P-APBN 60 SIKLUS APBN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!