26.11.2014 Views

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

dasar penyusunan apbn

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DASAR-DASAR PRAKTEK PENYUSUNAN APBN DI INDONESIA<br />

Dalam rangka <strong>penyusunan</strong> Rancangan APBN tersebut, Menteri Keuangan bersama<br />

Menteri Perencanaan/Bappenas menyusun Pagu Indikatif (untuk belanja K/L) dengan<br />

memperhatikan kapasitas fiskal dan pemenuhan prioritas pembangunan nasional. Pagu<br />

indikatif tersebut dirinci menurut unit organisasi, program, kegiatan, dan indikasi<br />

pendanaan untuk mendukung arah kebijakan yang telah ditetapkan oleh Presiden.<br />

Presiden<br />

Arah Kebijakan<br />

Prioritas<br />

Pembangunan<br />

Nasional<br />

Bappenas<br />

Kemkeu<br />

1. Mengevaluasi pelaksanaan Program dan<br />

Kegiatan yang sedang berjalan;<br />

2. Mengkaji usulan Inisiatif Baru;<br />

3. Penyesuaian baseline;<br />

4. Memperhatikan kapasitas fiskal.<br />

Pagu Indikatif<br />

1. Unit Organisasi;<br />

2. Program;<br />

3. Kegiatan.<br />

Dirinci<br />

menurut<br />

1 2 3<br />

4<br />

Catatan:<br />

1. Angka prakiraan maju tahun sebelumnya;<br />

2. Angka Dasar; yang disesuaikan<br />

3. Inisiatif Baru Kesempatan ke-1;<br />

4. Pagu Indikatif<br />

Gambar 2.6 Proses dan Konsep Penyusunan Pagu Indikatif<br />

Dilihat dari postur APBN yang telah disusun sebelumnya (dalam rangka <strong>penyusunan</strong><br />

Kapasitas Fiskal), substansi dan besaran angka dalam postur APBN secara garis besar<br />

tidak mengalami perubahan yang signifikan. Hal ini karena pagu indikatif merupakan<br />

turunan atau terjemahan dari kapasitas fiskal (alokasi anggaran belanja K/L) yang<br />

berbentuk program/kegiatan per K/L. Namun demikian dimungkinkan ada perubahan<br />

pada rincian belanja untuk masing-masing K/L karena telah mengakomodir adanya<br />

inisiatif baru (lihat konsep pagu indikatif pada Gambar 2.6).<br />

Penjelasan mengenai hal tersebut di atas mengacu Gambar 2.4 sebagai contoh kasus.<br />

Kapasitas fiskal untuk belanja K/L pada RAPBN 2014 direncanakan sebesar Rp595<br />

triliun yang terbagi sebagai angka <strong>dasar</strong> Rp566 triliun dan inisiatif baru Rp29 triliun.<br />

Angka sebesar Rp595 triliun merupakan jumlah total untuk keseluruhan belanja K/L.<br />

DIREKTORAT P-APBN 59 SIKLUS APBN

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!