12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bentuk-bentuk Perdagangan di Indonesia97yang diperdagangkan ke dalam industri seks, kebebasan bergerak mereka amat terhambat,mereka tidak boleh pergi keluar tanpa izin dari bos mereka (Dzuhayatin & Silawati, 2002b:82).Sebuah fenomena menarik yang ditemui di Lampung adalah bahwa para gadis diizinkanuntuk meninggalkan lokalisasi guna melakukan pemeriksaan medis, namun kepergian merekaitu akan dipantau secara saksama. Sebuah pengamatan yang lebih penting dilakukan olehseorang staf LSM yang bekerja di daerah itu, yang memperlihatkan bahwa para pekerjasering kali memiliki pengetahuan yang amat minim tentang jalan-jalan di kota itu, artinyamereka jarang meninggalkan daerah lokalisasi itu (Wawancara, 2002). Sebuah studi mengenaikerja seks menjelaskan bahwa meski pekerja seks mungkin saja menikmati waktu luangketika sedang tidak ada pelanggan, pihak pengelola cenderung membatasi waktu yang dapatmereka manfaatkan di luar rumah bordil, karena pengelola takut mereka akan mendekatipelanggan di luar lokalisasi (Sulistyaningsih, 2002: 61). Sumber lain melaporkan bahwadengan membayar para gadis setiap dua minggu atau sebulan sekali, kemampuan merekauntuk berpindah sesuka hati menjadi terbatas (Wawancara, 2002).Kesehatan Reproduksi dan UmumKesehatan reproduksi perempuan merupakan indikator penting dari kondisi di mana merekakerja dan tinggal sebagai pekerja seks. Penelitian yang dilakukan terhadap penyakit menularseksual (PMS) dan HIV/AIDS di Bali, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Timurmemberikan sedikit pemahaman mengenai kerentanan perempuan terhadap masalahkesehatan reproduksi. Contohnya, ditemukan bahwa persentase perempuan yang pernahmengalami PMS meningkat dari 20% pada tahun 1998 menjadi 29% pada tahun 2000. Yangluar biasa adalah, dalam survei tahun 2000, 43% dari para perempuan ini telah merasakangejala-gejalanya setahun sebelumnya. Selanjutnya, perawatan oleh personel medis menurundari 75% menjadi 38% saja (Ruddick, 2000: 7). Temuan-temuan ini memberi sinyal bahwapekerja seks perempuan tidak pergi untuk memperoleh layanan kesehatan ketika merekamenghadapi masalah di bidang kesehatan reproduksi.Sebuah temuan lain yang sama menariknya dari studi di Bali, Sulawesi Selatan dan NTT ituadalah kenaikan penggunaan kondom dalam hubungan seks terakhir. Para responden mengakubahwa lebih dari 50% pelanggan memakai kondom, meski tingkat penggunaan kondomsecara konsisten masih tetap rendah, hanya 9% (Ruddick, 1999: 8). Dalam sebuah surveipada tahun 2000 terhadap 1.603 lelaki konsumen seks di Jakarta, Surabaya dan Manado,22,1% mengatakan memakai kondom dalam kontak terakhir mereka dengan pekerja seksdan 6,9% melaporkan selalu memakai kondom jika berhubungan seks dengan pekerja sekssepanjang tahun lalu (Dharmaputra & Utomo, 2001: 13). Namun secara signifikan, penolakanpelanggan merupakan alasan utama (72%) yang dilaporkan PSK untuk tidak memakaikondom ketika mereka berhubungan seks dengan pelanggan (Ruddick, 2000: 7).Sejumlah LSM berperan aktif mencoba memenuhi kebutuhan kesehatan reproduksi pekerjaseks di kebanyakan provinsi di mana ICMC dan ACILS bekerja. Kendati demikian, ada

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!