12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

156 Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesiabermacam-macam identitas dan dunia budaya. Lebih lanjut, bahkan dalam suatu kelompokkebudayaan yang tampak homogenik, tetap saja ada perbedaan. Seperti yang dinyatakanoleh Nussbaum,Setiap budaya yang hidup berisi kemajemukan dan argumentasi; budaya tersebutberisi suara-suara yang relatif kuat, suara-suara yang relatif lemah dan suarasuarayang tidak dapat berbicara sama sekali di tempat umum. Sering kalisebagian dari suara-suara ini juga akan memberikan pendapat yang berbeda,jika mereka mempunyai lebih banyak informasi atau tidak terlalu ketakutan –jadi salah satu bagian dari budaya, juga mengenai apakah yang akan anggotakatakan jika mereka lebih bebas atau mempunyai informasi yang lebih lengkap(Nussbaum, 1999: 8).Di Indonesia, berbagai pandangan dunia kini berkembang dan difasilitasi dengan semakinmajunya komunikasi, pendidikan, dan mobilitas yang secara serentak menciptakan perubahansignifikan dalam tradisi tatanan dan perilaku sosial (Mulder 1996b: 146). Contohnya, diIndonesia sebagaimana di Malaysia, “untuk pertama kalinya gadis-gadis desa mempunyaikesempatan merantau untuk mencari pekerjaan, untuk mengurus uangnya sendiri, menabunguntuk pendidikan yang lebih tinggi dan memilih suami mereka sendiri” (Ong, 1991: 288).Tren ini tak pelak membantu membentuk rasa identitas dan tatanan budaya. Karena, sepertiyang telah dikemukakan Ong & Peletz, “di dalam dunia akhir abad dua puluh,. . . identitastidak hanya dibentuk oleh pengetahuan setempat, tetapi juga oleh produksi, perdagangan(trade), dan komunikasi, dengan jangkauan geografis yang semakin luas.” (1995: 8). Dalamdunia yang semakin global inilah pada akhirnya orang bersinggungan dengan berbagai carahidup dan nilai yang sangat berbeda dari nilai-nilai tradisional.Pola-pola budaya yang muncul harus dipelajari secara mendalam dalam konteks dampakmereka terhadap perdagangan perempuan dan anak. Cara-cara alternatif untuk mengetahuidan melihat memperbesar potensi untuk melakukan manuver di dalam ranah budaya danmenyediakan ruang untuk melemahkan, berunding dan menciptakan. Pada waktu yangbersamaan, wacana-wacana budaya alternatif ini juga dapat menggambarkan celah-celahkerentanan terhadap perdagangan. Dengan demikian, mari kita pertimbangkan dua jeniseskpresi budaya yang timbul “ sebuah wacana seksual dan masa muda yang berkembangdan akses alternatif menuju kekuasaan “ dengan memperhatikan peran wacana-wacana inidalam menciptakan dan/atau mengurangi kerentanan terhadap perdagangan..Perkembangan Wacana SeksualSuatu manifestasi dramatis dari wacana alternatif yang berkembang adalah dalam konteksseksualitas. Seksualitas adalah sebuah bidang sosial utama di Indonesia dengan perhatianterutama ditujukan pada keperawananan perempuan yang belum menikah dan kesetiaanperempuan yang sudah menikah (Magnis-Suseno 1997: 173, 177). Kendati demikian, dalambudaya perkotaan kontemporer, ada identitas seksual yang berkembang. Sebuah penelitian

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!