12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

166 Perdagangan Perempuan dan Anak di IndonesiaRifka Annisa, sebuah pusat krisis untuk perempuan di Yogyakarta menemukan bahwa padatahun 1998, jumlah gugatan cerai yang diajukan oleh perempuan lebih tinggi daripada yangdiajukan oleh laki-laki. Banyak dari antara para perempuan ini yang menjadi korban kekerasandalam rumah tangga, mereka kerap mengalami kekerasan dan ancaman kekerasan dari suamimereka, (‘Kekerasan,’ 1998). Jika seorang perempuan menggugat cerai karena kekerasandalam rumah tangga, dia tetap tidak berhak memperoleh tunjangan dari suaminya.Reformasi PertanianKesenjangan gender juga diperburuk oleh kebijakan-kebijakan pembangunan pemerintah.LBH APIK Jakarta, sebuah LSM perempuan yang secara aktif terlibat dalam studi-studikebijakan gender, menyatakan bahwa kebijakan industrialisasi pertanian di pedesaan, yangdisebut ‘Revolusi Hijau’, pada akhir 1970-an dan 1980-an, memperparah marginalisasiekonomi perempuan. Kebanyakan perempuan desa yang sebelumnya memainkan peranpenting dalam praktik pertanian di dalam keluarga tersingkir dari pertanian tatkala peralatanmodern diperkenalkan, karena alat-alat ini diasosiasikan dengan peran laki-laki (LBH-APIK).Fakih juga menunjukkan bahwa ‘Revolusi Hijau’, sekalipun memiliki dampak positif terhadapproduksi beras Indonesia, memiliki konsekuensi ekonomi yang negatif. Revolusi itumemperburuk kemiskinan dan mengakibatkan peningkatan migrasi dari desa ke kota. Sebuahstudi oleh Hüsken pada tahun 1987, dengan memakai data sensus yang tersedia dari tahun1961, 1971 dan 1980, menguatkan temuan-temuan ini. Pada 1963, sekitar 73% keluarga didaerah pedesaan memiliki lahan yang luasnya lebih dari 400 meter persegi. Pada 1983,persentase ini menurun tajam menjadi hanya 57% keluarga, menunjukkan terjadinya kenaikandramatis dalam jumlah petani tak bertanah dalam kurun waktu 20 tahun (Fakih, 2002).Tersisihnya banyak perempuan dari peran pertanian tradisional mereka dalam kehidupan didesa tidak diimbangi dengan pemberian keterampilan memadai bagi mereka untuk mengisipekerjaan di sektor industri, yang kebanyakan tersedia di kota. Akibatnya, banyak perempuanbermigrasi ke kota atau ke luar negeri dengan berbekal sedikit keterampilan dan di sanamendapati bahwa hanya ada sedikit pilihan kerja yang tersedia bagi mereka. Biasanyapekerjaan-pekerjaan yang tersedia bagi perempuan-perempuan dengan keterampilan rendahadalah pekerjaan di sektor informal seperti PRT (LBH-APIK).Otonomi DaerahMenyusul kejatuhan rezim Orde Baru, sejumlah kebijakan baru diimplementasikan untukmengoreksi kegagalan-kegagalan terdahulu. Salah satu reformasi terpenting ialahdesentralisasi pemerintahan negara melalui apa yang disebut kebijakan otonomi daerah.Kebijakan tersebut dianggap sebagai suatu peluang yang tidak saja akan memberikan lebihbanyak ruang bagi provinsi untuk memerintah diri mereka sendiri secara otonom, tetapijuga akan memberikan pengakuan kepada norma dan budaya lokal.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!