12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

142 Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesiamenghidupi keluarga mereka. Seorang pengamat dalam negeri mengemukakan bahwa “Anakgadis didorong untuk memperoleh penghasilan begitu mereka berhenti sekolah, agar dapatmenjadi mandiri dari segi keuangan [sehingga keluarganya tidak perlu lagi memberinya makan]dan untuk menghidupi keluarganya. Karena pendidikan formal yang diperoleh hanya sedikit,banyak gadis yang hanya berhasil mendapat pekerjaan dengan bayaran rendah, kebanyakansebagai pelayan, [PRT], penjaga toko atau penyanyi karaoke.” (Dzuhayatin & Silawati, n.d.(b):77).Banyak dari pekerjaan-pekerjaan yang hanya membutuhkan sedikit keterampilan ini menuntutmigrasi ke kota besar atau ke luar negeri di mana para gadis muda dan perempuan dapatmenjadi target pelaku perdagangan dan pihak lain yang berniat mengeksploitasi mereka.Dengan rendahnya tingkat melek huruf, tanpa pendidikan dan kurangnya keterampilan kerjayang memadai, para gadis muda dari desa-desa yang disebutkan di atas hanya mencaripekerjaan di sektor informal. Pekerja di sektor informal, seperti pramuwisma atau penjualminuman di kaki lima, tidak memperoleh perlindungan dari peraturan pemerintah dan tenagakerja, melalui serikat buruh, atau dari majikan. Nasib serupa dialami oleh buruh migranperempuan, terutama mereka yang berangkat melalui jalur ilegal atau dengan status gelap,mereka dapat dengan mudah jatuh di luar perlindungan hukum, atau tidak mengetahui hakhakmereka, dan karena itu rentan terhadap eksploitasi.Pendidikan yang minim dan tingkat melek huruf yang rendah semakin menyulitkan sebagianperempuan, gadis muda, dan anak untuk mencari pertolongan ketika mereka menghadapikesulitan pada saat bermigrasi atau mencari pekerjaan. Mereka mungkin tidak tahu bagaimanamengakses sumber daya yang tersedia, tidak dapat membaca atau mengerti brosur atauiklan layanan masyarakat lain mengenai rumah singgah atau nomor telepon yang dapatdihubungi untuk memperoleh bantuan, atau tidak merasa cukup percaya diri untuk mencaribantuan. Selain itu, seorang perempuan atau anak yang buta huruf atau hanya berpendidikanrendah mungkin tidak akan dapat mengerti kontrak kerja atau dokumen resmi lainnya (sepertidokumen perjalanan dan paspor). Buruh migran sering kali secara lisan dijanjikan akanmendapat jenis pekerjaan atau jumlah gaji tertentu oleh seorang agen, namun kontrak yangmereka tanda tangani (dan yang mungkin tidak dapat mereka baca) mencantumkan ketentuankerja serta kompensasi yang jauh berbeda, yang mengarah ke eksploitasi.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!