12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bentuk-bentuk Perdagangan di Indonesia101Hal serupa terungkap oleh sebuah penyelidikan yang dilakukan Pusat Kajian PerlindunganAnak di Medan; seorang gadis berumur 16 tahun yang bekerja di rumah bordil di TanjungBalai Karimun, Sumatra Utara, separuh upahnya diambil oleh pemilik rumah bordil danseparuhnya lagi diberikan kepadanya dalam bentuk kupon yang baru dapat ditukarkannyaempat bulan lagi. Ia dipaksa membayar makanan, layanan kesehatan dan baju dari uangtipnya. Seperti yang ia jelaskan dalam wawancaranya dengan LSM tersebut “Setiap gadis disini berutang kepada Tante Merry [pemilik rumah bordil]” (Sofian, 1999).Praktik lain yang turut membuat pekerja seks berutang adalah bahwa setiap aktor dalamrantai tersebut mengambil sebagian dari gajinya, sehingga mengurangi jumlah yang dapat iatabung dan/atau gunakan untuk melunasi utang. NGO Hotline Surabaya melaporkan bahwaketika seorang calo membawa pekerja seks ke sebuah rumah bordil, calo itu akan terusmenikmati persentase tertentu dari penghasilan sang pekerja seks, persentase itu diambildari penghasilannya, sehingga beban utangnya akan semakin menumpuk (Wawancara, 2002).Seorang peneliti di Bandung, Jawa Barat juga menemukan bahwa para PSK di rumah bordilharus terus membayarkan 30% penghasilan mereka kepada calonya selama mereka bekerjasebagai pekerja seks (Wawancara, 2003). Semua praktik di atas secara logis dapat disebutsebagai upaya untuk memastikan adanya tingkat utang tertentu dan praktik-praktik ini sudahlazim dalam sektor seks di Indonesia.Uraian tadi memberikan eksplorasi singkat mengenai berbagai komponen kondisi yangdihadapi oleh pekerja seks di Indonesia. Kesimpulannya, ada dua batasan yang perludinyatakan dan ditekankan. Pertama, informasi yang tersedia mengenai kondisi kerja danpenghasilan dalam industri seks berasal dari segmen-segmen yang relatif terbuka danmenerima bayaran yang baik. Sementara perempuan yang bekerja dalam sektor seks kelasbawah serta yang agak terselubung (penjual teh botol, pelayan, dsb.) diduga mempunyaipenghasilan yang lebih rendah. Kondisi kerja mereka juga lebih buruk dan mereka biasanyalebih rawan terhadap kekerasan pihak berwenang, polisi, pemilik rumah bordil, germo, calodan pelanggan. Isu ini merupakan isu penting yang harus diperhatikan. Kedua, bahkanketika pekerja seks memperoleh upah yang memadai, ini tidak berarti bahwa itulah jumlahyang benar-benar mereka dapat. Seperti yang diuraikan di atas, sektor seks penuh denganperantara yang dapat menguras sebagian besar penghasilan kotor seorang pekerja sekskomersial. 1919 Di beberapa tempat, PSK dapat memperoleh utuh bayarannya dengan rumah bordil bersangkutan mengambil untung darisewa kamar dan penjualan minuman. Di markas gadis panggilan, pekerja seks biasanya memperoleh 50%. Pekerja seks jalanandan lepas biasanya juga dapat menyimpan seluruh bayarannya namun mungkin harus membayar jasa sopir taksi dan pihaklain yang telah membantunya menemukan pelanggan (Hull et al., 1998: 55). Menurut LSM Bandungwangi di Jakarta, seoranganak penjual teh botol hanya akan memperoleh tipnya saja (Rp.50.000,00) dari setiap transaksi seks dengan pelanggan,sementara sang germo akan memperoleh seluruh bayaran (Rp.100-150.000,00) (Wawancara, 2003). Dari kunjungan lapangankami, kami juga mempelajari bahwa tip yang dikumpulkan dari pelanggan mungkin merupakan satu-satunya atau sebagianbesar sumber penghasilan PSK. Dalam sebagian kasus, bayaran penuh mungkin akan dikantungi oleh pemilik bordil dan PSKhanya memperoleh tip saja (Wawancara, 2002).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!