12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bentuk-bentuk Perdagangan di Indonesia123menyukai perempuan dan gadis Indonesia dari Singkawang karena rupa mereka mirip denganperempuan Taiwan, mereka dapat berbicara salah satu dialek dalam bahasa yang dipakai diTaiwan, dan para lelaki itu yakin bahwa mereka tidak akan menemui banyak kesulitan dalammenyesuaikan diri dengan budaya Taiwan (Wawancara, 2002). Sejumlah laporanmengindikasikan bahwa lelaki Taiwan juga lebih menyukai perempuan Singkawang karena menurutmereka perempuan Singkawang lebih mau melayani dan patuh ketimbang perempuan Taiwan,dan lebih terampil dalam soal pekerjaan rumah tangga. Selain itu, pihak keluarga di Singkawangbiasanya bersedia menerima mas kawin yang lebih sedikit ketimbang keluarga di Taiwan, dankarena kemiskinan relatif mereka, mereka mungkin lebih mau menutup mata terhadap kekuranganatau cacat karakter calon suami (Dzuhayatin & Silawati, n.d.(b): 78).Keluarga di Singkawang mungkin merasa pernikahan kontrak bagi anak perempuan merekadengan lelaki Taiwan menarik karena Taiwan relatif makmur dibandingkan denganSingkawang yang miskin, bahkan menurut standar Indonesia. Janji calo tentang uang yangakan dikirim oleh anak perempuan mereka yang menikah dengan lelaki Taiwan kaya, sertakeberhasilan pernikahan semacam itu yang dibuktikan oleh tetangga yang telah melakukanhal serupa, yang memiliki rumah lebih besar dan berbagai barang konsumsi, menggodapihak keluarga untuk menjodohkan anak perempuan mereka dengan lelaki Taiwan (Arsana,2001).Meski semua jenis perbudakan berkedok pernikahan yang disebutkan di atas ini memilikilatar belakang budaya di Indonesia, kebanyakan tidak mempunyai unsur perdaganganperempuan. Karena itu, fokus utama pembahasan dalam bab ini akan terletak pada fenomenapengantin pesanan atau kawin kontrak, khususnya antara perempuan Indonesia keturunanTionghoa dengan lelaki Taiwan. Meski masih banyak informasi yang dibutuhkan untukdapat memahami fenomena ini dengan jelas, yang pasti banyak perempuan dan gadis yangdiperdagangkan dengan kedok perkawinan kontrak ini.Prevalensi Pengantin PesananMeski belum ada studi mendalam tentang fenomena pengantin pesanan di Indonesia yangdapat ditemukan pada saat bab ini ditulis, sudah dimuat banyak artikel di surat kabar yangmengangkat fenomena ini. Artikel-artikel berikut ini memberikan kita sedikit pemahamantentang ruang lingkup dan esensi masalah ini:• Pada tahun 1993, sebuah surat kabar setempat menulis bahwa kira-kira 34.000perempuan berusia 14-18 tahun dikirim ke Hong Kong sebagai pengantin denganharga HK$45.000-65.000 (Dzuhayatin & Silawati, n.d.(a):19).• Pada tahun 1994, sebuah surat kabar lain menulis bahwa 25 perempuan dari JawaTimur direkrut untuk dinikahi lelaki Taiwan (Dzuhayatin & Silawati, n.d.(a):19).• Pada tahun 2002, sebuah artikel melaporkan bahwa sejak 1987, 27.000 gadisIndonesia beretnis Tionghoa telah ina menikah dengan lelaki Taiwan (Kearney,2002).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!