12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Tinjauan Umum21Dalam kasus-kasus semacam itu, kondisi kerja seperti yang disebutkan di atas - jam kerjayang panjang, tidak ada istirahat, tidak ada kesempatan untuk bersekolah, dsb. – melanggarKonvensi PBB mengenai Hak-hak Anak, yang mencakup hak untuk memperoleh pendidikan(Pasal 28), hak untuk beristirahat dan menikmati hiburan (Pasal 31), dan hak untukmemperoleh perlindungan dari eksploitasi ekonomi, khususnya jika pekerjaan yang dilakukanmengganggu pendidikan atau perkembangan anak bersangkutan (Pasal 32) dan karena itumerupakan pekerjaan yang eksploitatif. Sehingga perekrutan dan pengiriman anak untukbekerja sebagai pembantu rumah tangga penuh waktu yang tinggal di rumah majikan samadengan perdagangan manusia. Kendati demikian, tradisi mengirim anak perempuan untukbekerja di rumah kerabat atau kenalan keluarga selain minimnya alternatif ekonomi bagikeluarga anak tersebut telah menjadikan praktik ini sebagai sesuatu yang lazim di sebagianbesar wilayah Indonesia (Habsyah et al., 1995: 1; ILO/IPEC, 2001: 30), sehingga sifateksploitatif pekerjaan ini jarang diakui, khususnya bagi anak.Pekerja SeksPerekrutan untuk industri seks internasional tampaknya serupa dengan perekrutan untukjenis-jenis buruh migran lainnya, dan bahkan sering kali berkedok perekrutan untuk dijadikanburuh migran. Bukti anekdotal (bukti yang berasal dari pengalaman pribadi atau observasi),juga studi mengenai buruh migran, menunjukkan bahwa banyak perempuan yang semuladirekrut untuk dijadikan pembantu rumah tangga, pegawai restoran atau untuk pekerjaandalam sektor hiburan lain kemudian dipaksa untuk bekerja dalam industri seks komersial.Banyak dari perempuan-perempuan ini yang telah menyerahkan sejumlah uang kepadaperekrut untuk mencarikan mereka pekerjaan di luar negeri, dan tidak menyadari sifatsebenarnya dari pekerjaan sampai mereka tiba di negara tujuan. Pelaku perdaganganmemalsukan dokumen mereka dipalsukan, sehingga mereka tidak berani mengadu kepadapihak yang berwenang karena takut akan ditahan atau dideportasi. Mereka menggunakankekerasan atau ancaman kekerasan kerap digunakan agar para perempuan dan gadis tidakberani melarikan diri. Korban juga dapat disekap secara paksa dan dijaga ketat, serta dibebanidengan utang yang sebenarnya tidak ada atau yang jumlahnya lebih besar dari sebenarnya,sehingga penghasilan mereka dari jasa yang diberikan secara terpaksa pun ditahan (Jones,2000: 76-80; Kunjungan lapangan proyek).Sebuah manifestasi perdagangan yang belakangan ini muncul adalah perekrutan perempuanmuda dari Bali dan Jawa untuk misi kebudayaan atau tari ke Jepang. Para penari diberitahubahwa mereka akan membawakan tarian tradisional di sejumlah pusat hiburan di Jepang.Setibanya di sana, mereka dipekerjakan di karaoke dan klub yang menyajikan tarian telanjang.Mula-mula mungkin mereka akan bekerja sebagai pelayan atau teman minum bagi tamunamun pada akhirnya mereka akan disuruh memberikan layanan seks kepada tamu(Kurniawan & Santosa 2002; Wawancara 2002; Kunjungan lapangan proyek).Tampaknya ada berbagai jalan masuk ke dalam industri seks di Indonesia dan tidak semuanyamerupakan perdagangan. Sebagian perempuan memasukinya secara sadar, karena merasahanya sedikit pilihan yang tersedia bagi perempuan yang berpendidikan rendah dan hanya

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!