12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Bentuk-bentuk Perdagangan di Indonesia105dengan hubungan intim dengan istri, diajak ke rumah bordil oleh teman, mencarivariasi seks dan tidak mempunyai pacar (Ruddick, 2000: 33).Konsumen Seks Waria dan Homoseksual• Mayoritas klien pekerja seks lelaki homoseksual di Bali belum menikah (Ruddick,2000: 33).• Sekitar 75% pelanggan pekerja seks waria yang disurvei di Bali sudah menikah(Ruddick, 2000: 33).• Menurut sebuah survei yang dilakukan di Bali, 75% pelanggan pekerja seks lelakihomoseksual dan waria adalah penduduk Bali (Ruddick, 2000: 33).• Dalam sebuah survei yang dilakukan di Bali, 75% konsumen seks homoseksualdan 50% konsumen seks waria masih duduk di bangku SMA (Ruddick, 2000: 33).• Tingkat pendidikan konsumen pekerja seks homoseksual dan waria bermacammacam,mulai dari tidak pernah bersekolah sampai perguruan tinggi dengan sebagianbesar paling tidak telah lulus SD (Ruddick, 2000: 33).Pekerja Seks Anak di Lokalisasi (Kawasan Lampu Merah) JakartaInem (nama samaran) adalah anak perempuan tertua dari keluarga beranak lima di Jawa Tengah. Setelahorang tuanya bercerai, ia tinggal dengan ibu dan ayah tirinya. Ibunya adalah seorang ibu rumah tanggasedangkan ayah tirinya bekerja sebagai tukang becak dan sesekali sebagai buruh tani di lahan milik oranglain. Inem telah lulus SD dan selama bersekolah, ia juga bekerja di sebuah pabrik obat di desanya untukmenambah penghasilan keluarga. Ia pertama kali berhubungan seks dengan pacarnya, ketika ia masihtinggal dengan keluarganya.Ketika ia berumur 15 tahun, ia ditawari pekerjaan sebagai PRT di Jakarta oleh seorang calo yang datangke desanya. Mula-mula ia dikirim ke sebuah penampungan di mana ia direkrut oleh seorang majikanuntuk bekerja sebagai pelayan di restoran Jepang dengan gaji tinggi. Pada kenyataannya, alih-alih bekerjasebagai pelayan, ia dikirim ke sebuah lokalisasi di mana pada malam pertama ia dipaksa untuk melayani25 klien. Setelah itu, ia dipaksa untuk bekerja setiap hari dari jam 6 sore sampai jam 3 pagi. Setiappelanggan hanya diberi waktu 15 menit agar Inem dapat melayani sebanyak mungkin pelanggan. Setiaphari ia melayani antara 10 sampai 20 pelanggan. Ia mendapat Rp.22.500,00 dari setiap pelanggan yangdilayani dan sekitar Rp.1.500.000,00 per bulan sementara germonya mendapat Rp.7.500,00 per pelangganuntuk sewa kamar. Ia bekerja di lokalisasi ini selama lima bulan karena ia terikat utang kepada pemilikrumah bordil yang telah membayar kepada calo yang pertama kali merekrutnya. Kemudian ia pindah kelokalisasi lain. Setiap bulan ia mengirim uang kepada keluarganya untuk membayar biaya sekolah adiklelaki dan perempuannya. Orang tuanya tidak mengetahui pekerjaan seperti apa yang ia lakukan diJakarta.Source: Agustinanto, 2001: 96-116

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!