12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

154 Perdagangan Perempuan dan Anak di Indonesiaorang tua perempuan itu. Mengingat pentingnya peran sosial perempuan sebagaiistri dan ibu, jika seorang perempuan tidak menikah, ia akan menderita stigma sosial(Niehof, 1992: 168; ESCAP, 1998: 39).• Kekhawatiran terhadap keperawanan anak perempuan. Mengingat kehormatankeluarga berhubungan dengan keperawanan dan kesucian seorang perempuan, halini mempunyai arti yang sangat penting (Niehof, 1992: 168)• Kemiskinan. Lebih cepat seorang gadis menikah, lebih cepat pula orang tuanyaakan terlepas dari beban untuk menghidupinya (ESCAP, 1998: 39), meskipun alasanini hanya berlaku dalam kelompok-kelompok di mana perempuan akan keluar darirumah setelah menikah (yaitu, pola tempat tinggal patrilokal dan neolokal).Tradisi budaya pernikahan dini menciptakan masalah sosioekonomi untuk pihak lelakimaupun perempuan.dalam perkawinan tersebut. Tetapi implikasinya terutama terlihat jelasbagi gadis/perempuan. Masalah-masalah yang mungkin akan muncul bagi perempuan dangadis yang diketahui melakukan pernikahan dini antara lain adalah:• Dampak buruk pada kesehatan – Kehamilan prematur menyebabkan tingkatkematian ibu yang lebih tinggi dan perempuan muda pada khususnya rawan terhadapinfeksi yang menular dari hubungan seksual, antara lain HIV/AIDS.• Pendidikan terhenti – Anak perempuan biasanya akan berhenti sekolah setelahmenikah dan jarang kembali ke sekolah (atau diizinkan untuk kembali), walaupunsudah bercerai.• Kesempatan ekonomi terbatas – Karena mereka mempunyai tingkat pendidikandan tingkat melek huruf yang rendah, serta pengalaman kerja yang terbatas, anakperempuan menghadapi keterbatasan pilihan pekerjaan dan umumnya kondisi kerjadan gaji yang buruk.• Perkembangan pribadi terhambat – Anak perempuan, secara emosional, sosial atauekonomi tidak diberi bekal untuk hidup mandiri, suatu isu yang semakin menonjolketika pernikahan dini kemudian disusul oleh perceraian dini.• Tingkat perceraian yang tinggi 17 “ Di Indonesia ada korelasi yang kuat antarapernikahan dini dan perceraian.Masing-masing isu di atas adalah masalah sosial yang berkenaan dengan kesejahteraan anakperempuan dan khususnya penting dalam hal kerentanan terhadap perdagangan. Korelasidengan kerentanan terhadap perdagangan diterangkan secara singkat dalam poin-poin berikutini:17Sebagai contohnya, sebuah studi yang dilakukan pada tahun 1997 menemukan bahwa sepertiga dari semua perempuan yangpernah menikah dini sudah bercerai atau pernikahannya dibatalkan secara hukum. Selanjutnya, pernikahan dini mempunyaikemungkinan tiga kali lebih besar untuk bubar daripada pernikahan yang dilakukan pada usia yang lebih tua. (Savitridina,1997 seperti yang dikutip dalam ESCAP, 1998: 45). Penelitian lain mengungkapkan tingkat perceraian yang lebih tinggi untukgadis yang menikah pada usia 10-14 tahun (9,5%), dibanding anak perempuan yang menikah pada usia 15-19 tahun (4,9%)(Oey-Gardiner, 1999: 6).

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!