12.07.2015 Views

PNACU645

PNACU645

PNACU645

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Bentuk-bentuk Perdagangan di Indonesia59Tahap Pemulangan dan ReintegrasiBuruh migran juga rentan terhadap kekerasan dan eksploitasi ketika mereka kembali keIndonesia. Buruh yang kembali melalui Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-HattaJakarta (terminal khusus untuk buruh migran) juga dapat mengalami pemerasan oleh oknumpemerintah dan agen swasta, dalam bentuk permintaan untuk membayar pungutan liar danpenukaran uang dengan nilai tukar yang jelek. Buruh migran yang kembali juga dapat menjadisasaran preman, yang dengan intimidasi meminta uang, dan memaksa mereka menggunakansarana transportasi dengan harga yang jauh lebih tinggi dari normal. Karena keluhan darikalangan LSM dan serikat buruh/serikat pekerja tentang ketidakmampuan pemerintah untukmemantau kegiatan di Terminal 3, dan berlanjutnya eksploitasi terhadap buruh migran diterminal tersebut, pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan kembali penggunaanterminal khusus, dan kini memproses sebagian buruh migran melalui terminal biasa, denganmenggunakan baris dan kantor tertentu, sementara buruh migran lain masih tetap diprosesdi Terminal 3. Namun sejumlah LSM melaporkan bahwa kekerasan dan eksploitasi masihtetap berjalan, apa pun pendekatan yang dipakai.Para buruh juga dihantui pemulangan paksa – terutama melalui deportasi masal dari Malaysia.Dalam proses pemulangan paksa, para buruh akan menghadapi pungutan liar,penggelembungan biaya transportasi, akomodasi yang buruk, dan transportasi yang tidakaman (Jones 2000: 20-21, 36, 37).Dalam tahap pascamigrasi, buruh migran yang kembali sering kali mengalami strespascatrauma. Menurut salah satu sumber, “Rumah Sakit Pusat Polisi, yang ditunjuk sebagairumah sakit rujukan untuk buruh migran yang kembali melalui Bandara Soekarno-Hatta,Jakarta, dalam keadaan sakit atau cedera, mencatat bahwa untuk tahun 2000-2002, 560pasien mereka adalah buruh migran yang kembali dari luar negeri. Semuanya perempuandan 80% dirawat akibat bentuk tindak kekerasan tertentu, baik fisik maupun psikis,” (KoalisiLSM, 2000:9). Jenis-jenis cedera fisik yang ditangani di rumah sakit ini meliputi patah atauretak/dislokasi tulang, luka bakar, luka di kepala, trauma terhadap benda tajam, dan lukayang terbuka. Cedera psikis meliputi perawatan untuk psikosis dan depresi (Koalisi LSM,2000: 10).Walaupun pemerintah Indonesia mengakui adanya masalah dan eksploitasi yang dihadapioleh buruh migran Indonesia, mereka secara tegas melarang buruh migran mengungkapkanmasalah dan kekerasan yang mereka alami di luar negeri kepada media massa. Padapertengahan 1980-an, masyarakat Indonesia mengeluarkan reaksi keras menyusulpemberitaan sejumlah surat kabar tentang kekerasan meluas yang menimpa pembantu rumahtangga Indonesia di Arab Saudi. Akibatnya, Indonesia, dalam upaya yang tampaknya lebihmengkhawatirkan hubungan Indonesia-Arab Saudi daripada nasib buruh migran Indonesia,mengeluarkan keputusan bahwa sebelum berangkat ke luar negeri, buruh migran akan dimintauntuk menandatangani pernyataan yang berbunyi, “Saya tidak akan mengungkapkan apapun kepada surat kabar di dalam negeri atau di luar negeri atau kepada siapa pun, kecualikepada pejabat yang menangani masalah, bila ada, yang menimpa saya pada waktu bekerja

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!