Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Memang kalau kita bicara masalah public participatory planning, ini memang<br />
sebenarnya isu yang sejak pemerintahan orde baru sebetulnya sudah punya<br />
namanya Permendagri No. 9/1982, tetapi karena waktu itu konteksnya adalah<br />
sangat sentralistik Permendagri ini tidak jalan. Ini sebenarnya dulu mengatur<br />
mekanisme buttom up planning juga, tapi kata orang Jawa yang seringnya<br />
kan “mboten” up, jadi tidak pernah naik. Saya klarifikasi, anggaran yang kami<br />
alokasikan 17% itu sudah kami ambil, artinya tidak termasuk aparat, kalau sama<br />
aparat itu 23%, 17% murni betul untuk bangun sekolah, untuk meningkatkan<br />
kesejahteraan guru, dsbnya, dsbnya.<br />
Kekuatiran Pak Agus, masalah yang ada SMP sampai 30 milyar, Jadi terimakasih<br />
Bapak tidak perlu kuatir karena kami sudah punya masterplan pendidikan. Di<br />
situ kami sudah petakan sekian SMP ke depan itu mau seperti apa, tidak semua<br />
SMP kita bangun seperti itu. Yang kami perlihatkan itu SMP Negeri I yang<br />
memang kami proyeksikan akan jadi SMP internasional, tentunya yang lain tidak<br />
seperti itu, cukup ada yang kita renovasi, kita cat-cat pagarnya, dsbnya, dsbnya.<br />
Itu sengaja saya perlihatkan, karena pada waktu teman saya dosen planologi ITB<br />
mengunjungi kami di Tarakan saya ajak ke situ dia bilang “Ini di Bandung aja<br />
tidak ada”.<br />
Mengenai aspirasi masyarakat terukur berapa persen yang terakomodir. Tadi sudah saya<br />
sampaikan bahwa pramusrenbang itu kami mengadakan pelatihan kepada stakeholderstakeholder<br />
di kelurahan, kami datangkan seorang pakar pemberdayaan masyarakat dari<br />
UI, kami latih bagaimana mereka bisa memformulasikan persoalan-persoalan kemudian<br />
mampu juga memprioritaskan. Sehingga yang ada di kami bukan sekedar list dari<br />
usulan tetapi mereka sudah bersepakat. Karena sudah kami latih dulu, fasilitatornya<br />
juga kami datangkan profesional, sehingga sejak di musrenbang kelurahan mereka sudah<br />
mengidentifikasi apa usulan disitu. Namun pun demikian ada hal-hal kecil memang misalnya<br />
jalan masuk di kampung, selokan, dlsbnya itu biasanya kita cover dengan block grant, kita<br />
alokasi anggaran khusus ke kelurahan. Itu kita biarkan camat dan lurah mengatur dana<br />
tadi, kita beri kebebasan untuk meng-cover yang sifatnya kecil-kecil di masyarakat.<br />
Kemudian Bu Restu, tadi sebagaimana saya sampaikan waktu saya menjawab pertanyaan<br />
Pak Gatot, sama juga Bu Restu. Kami ini memang terus terang masih ketinggalan<br />
dalam hal perda-perda, tetapi selama ini kami sudah melaksanakan, tadi Pak Moderator<br />
menggarisbawahi itu, kami belum perdakan tapi sudah laksanakan. Makanya disini ada<br />
Ibu Direktur Hukum dan HAM Bappenas saya mohon dukungan untuk memfasilitasi<br />
saya memperdakan apa-apa yang sudah kami lakukan. Masalah satu pintu yang kata<br />
Pak Walikota Gorontalo, bukan satu pintu tapi satu atap. Sebetulnya yang penting juga<br />
mengsimplifikasi mejanya ya, kalau satu atap mejanya masih banyak juga percuma.<br />
Sebagai gambaran saja kami memang belum punya satu pintu satu atap, tetapi ada satu<br />
ilustrasi kami deal dengan satu investor malaysia mau membangun cold storage di Tarakan<br />
hanya dalam waktu 3 ½ jam deal investasi 3.5 juta US$ waktu itu dan sekarang dia sudah<br />
bangun cold storage-nya dan sudah mengekspor sekian kali. Jadi memang belum ada tetapi<br />
kami sudah melakukan.<br />
171