28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokok hutan.<br />

Selanjutnya dalam pasal 4 dipertegas bahwa status kawasan HKm adalah hutan<br />

negara. Untuk melihat bagaimana tiga perda perhutanan sosial di atas mampu<br />

meneguhkan akses masyarakat sekitar hutan terhadap sumber daya hutan, perlu<br />

dilihat akomodasi masing-masing perda terhadap persoalan akses masyarakat<br />

terhadap sumber daya hutan.<br />

4.1 <strong>Perda</strong> Wonosobo<br />

Dalam bagian menimbang dijelaskan ada 3 latar belakang munculnya perda ini:<br />

1. desakan masyarakat untuk memperoleh manfaat yang optimal dari seluruh<br />

kawasan,<br />

2. peluang desentralisasi dan otonomi pengelolaan sumber daya hutan yang<br />

ada dalam UU No. 22 thn 1999 dan juga peluang pemanfaatan hutan bagi<br />

masyarakat sebagaimana tercantum dalam UU No. 41 thn 1999,<br />

3. gagalnya pengelolaan hutan negara oleh Perhutani yang bertolak belakang<br />

dengan keberhasilan pengelolaan hutan rakyat di Kabupaten Wonosobo<br />

sehingga pengelolaan hutan berbasis masyarakat menjadi keniscayaan bagi<br />

kelestarian hutan. <strong>Perda</strong> Wonosobo terdiri dari IX bab, 48 pasal. Secara garis<br />

besar perda ini mengatur enam hal utama berkaitan dengan penyelenggaraan<br />

pengelolaan sumber daya hutan berbasis masyarakat di Kabupaten Wonosobo,<br />

yaitu<br />

a. penetapan lokasi,<br />

b. penyiapan dan perencanaan masyarakat,<br />

c. proses perijinan,<br />

d. pengelolaan,<br />

e. pengendalian,<br />

f. ketentuan dan prosedur pencabutan ijin.<br />

Namun demikian, pada intinya perda ini hanya mengatur dua hal pokok, yaitu<br />

1. bahwa perda ini mengatur tentang kegiatan pengelolaan hutan dengan<br />

pendekatan PSDHBM yang ada dalam kawasan hutan negara di Kabupaten<br />

Wonosobo,<br />

2. pemberian sanksi administratif berupa pencabutan ijin PSDHBM bagi<br />

pemegang ijin yang tidak mampu melaksanakan PSDHBM sesuai dengan<br />

rencana yang telah disetujui.<br />

<strong>Perda</strong> ini dapat dikatakan cukup revolusioner karena secara tegas ada pengakuan<br />

negara (pemerintah daerah) terhadap hak dan bentuk pengelolaan hutan yang<br />

dilakukan masyarakat. Bentuk pengakuan hak pengelolaan dinyatakan di pasal<br />

14, bahwa bentuk pengesahan PSDHBM diberikan oleh Bupati sebagai jaminan<br />

kepastian hukum pemegang hak PSDHBM. Menariknya, hak PSDHBM ini<br />

dialokasikan pada kawasan hutan yang selama ini diklaim negara, dalam hal ini<br />

adalah Perhutani 10<br />

.<br />

10 Menurut angka yang dikeluarkan Perhutani Unit I Jawa Tengah, Perhutani mengelola 19.695 ha<br />

lahan hutan negara di Kabupaten Wonosobo yang terbagi dalam dua kesatuan pemangkuan hutan<br />

(KPH), yaitu KPH Kedu Selatan dan KPH Kedu utara<br />

241

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!