28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Sementara untuk bagian pemerintah secara eksplisit sudah diatur yang dibagi<br />

masing-masing menjadi bagian pemerintah propinsi 20%; pemerintah kabupaten/<br />

kota 45%; dan bagian pemerintah desa 35%. Disamping dari bagi hasil, pemerintah<br />

juga mendapatkan hasil dari retribusi dan atau iuran dari layanan perijinan,<br />

pengesahan rencana dan tata usaha hasil hutan, PSDH dan DR. Semua penerimaan<br />

ini masuk sebagai pendapatan asli daerah (PAD). Dalam penyelenggaraan HKm,<br />

pemerintah daerah memfasilitasi masyarakat untuk mempersiapkan kelembagaan,<br />

pelayanan perijinan, pelayanan tata usaha hasil hutan, penyuluhan, bimbingan dan<br />

pengendalian teknis, pengawasan dan evaluasi terhadap pemegang ijin kegiatan<br />

HKm (pasal 24, ayat 2). Sementara pemerintah propinsi lebih pada pengembangan<br />

dan kajian teknologi, kebijakan, pengendalian perijinan, pemantauan dan evaluasi<br />

penyelenggaraan HKm.<br />

5. Kesimpulan Dan Rekomendasi<br />

5.1 Kesimpulan<br />

Dari analisis tiga perda di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:<br />

1.<br />

2.<br />

3.<br />

4.<br />

Ketiga perda, yaitu perda Wonosobo, perda Kutai Barat dan perda NTB<br />

merupakan perda perhutanan sosial karena di dalamnya mengakomodasi<br />

keragaman bentuk dan model praktek perhutanan sosial. Bentuk perhutanan<br />

sosial yang diakomodasi dalam perda Wonosobo dan perda NTB masuk dalam<br />

kategori model kehutanan masyarakat yang bercirikan pengelolaan hutan<br />

oleh masyarakat di kawasan hutan negara yang dilakukan secara komunal<br />

atau bersama-sama. Sedangkan perda Kutai Barat masuk dalam kategori<br />

model pertanian hutan yang bercirikan pengelolaan hutan di lahan milik oleh<br />

masyarakat<br />

Peluang akses sumber daya hutan bagi masyarakat sekitar hutan yang<br />

miskin yang diatur dalam perda Kutai Barat tidak menjadi persoalan, karena<br />

kawasan hutan yang diatur di sini adalah lahan milik. <strong>Perda</strong> ini lebih bersifat<br />

mempertegas dan mengendalikan pengelolaan dan pemanfaatan hutan rakyat<br />

agar tetap lestari. Maka dari itu perlu ada kebijakan IPHKR dan pelaporan<br />

hasil produksi tahunan kepada pemerintah. Ada kesan kuat perda ini lebih<br />

diorientasikan untuk meningkatkan PAD Kutai Barat daripada memperkuat<br />

kapasitas dan kelembagaan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan<br />

rakyat.<br />

<strong>Perda</strong> Wonosobo meskipun sudah dibatalkan oleh Mendagri merupakan satusatunya<br />

perda yang paling revolusioner dalam konteks perhutanan sosial yang<br />

memberikan akses bagi masyarakat untuk mengelola hutan. Di dalamnya<br />

bukan hanya mengandung muatan pengakuan akses dan pemberian hak kelola<br />

kepada masyarakat, namun juga kental dengan semangat partisipasi publik<br />

dalam setiap tahapan penyelenggaraan PSDHBM.<br />

Sementara perda NTB lebih merupakan petunjuk teknis dari program HKm<br />

yang dintroduksi oleh pusat. Semangat penyerahan hak kelola kepada<br />

247

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!