28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Dengan adanya perda ini, maka otoritas pengelolaan hutan negara di Kabupaten<br />

Wonosobo bukan lagi ditangan Perhutani. Kelompok masyarakat yang mampu<br />

memenuhi persyaratan untuk mengajukan ijin PSDHBM juga punya peluang akses<br />

yang lebar untuk mengambil manfaat dan mendapatkan hak kelola hutan negara.<br />

Ijin PSDHBM sebagaimana dinyatakan dalam pasal 18 ayat 3 bukan merupakan<br />

pemilikan atas tanah dan kawasan hutan negara. Dengan demikian, ijin PSDHBM<br />

lebih merupakan ijin pemanfaatan kawasan hutan negara baik di hutan lindung<br />

maupun di hutan produksi. Jangka waktu ijin PSDHBM paling lama 30 tahun<br />

dan dapat diperpajang lagi. Selain pengakuan negara atas hak kelola masyarakat,<br />

perda ini secara eksplisit juga merupakan sebuah rekognisi atas praktek-praktek<br />

pengelolaan hutan yang dilakukan oleh masyarakat yang terbukti berhasil.<br />

Pengelolaan hutan negara oleh Perhutani Wonosobo telah terbukti gagal yang<br />

terlihat dari kerusakan hutan dan kemiskinan yang membelit kehidupan<br />

masyarakat sekitar hutan. Masyarakat dalam perda ini ditempatkan sebagai<br />

pelaku utama dalam pengelolaan hutan. Istilah ”berbasis masyarakat” artinya<br />

kesejahteraan dan pelibatan masyarakat menjadi orientasi utama dalam perda<br />

Wonosobo ini. Masyarakat dilibatkan dalam penyelenggaraan PSDHBM sejak dari<br />

perencanaan, pengelolaan sampai pemungutan hasil. Misalnya dalam penetapan<br />

lokasi PSDHBM melalui kegiatan inventarisasi dan identifikasi oleh Pemda<br />

Kabupaten Wonosobo harus melibatkan warga desa setempat dan ”Forum Hutan<br />

Wonosobo” (pasal 7). Bahkan masyarakat berhak memberikan tanggapan atas hasil<br />

inventarisasi dan identifikasi kawasan hutan itu. Demikian juga dalam pengelolaan<br />

PSDHBM, masyarakat sendiri yang melakukannya mulai dari penataan areal<br />

kerja, penyusunan rencana pengelolaan, pemanfaatan sampai perlindungannya.<br />

Di sisi lain kelompok masyarakat yang diberi ijin PSDHBM juga punya kewajiban<br />

untuk tetap menjaga kelestarian hutan, turut memelihara dan menjaga kawasan<br />

hutan di luar areal kerjanya dari gangguan dan perusakan, dan berkordinasi<br />

dengan Dinas Kehutanan dan Perkebunan dalam pelaksanaan perlindungan<br />

hutan. Dalam menetapkan kriteria dan standar kelompok masyarakat yang layak<br />

mendapatkan ijin PSDHBM juga harus memperhatikan masukan dari masyarakat<br />

melalui ”Forum Hutan Wonosobo” (pasal 11). Forum ini bersifat multipihak yang<br />

mencakup semua stakeholder penyelenggaran PSDHBM.<br />

Dalam hal pemanfaatan hasil hutan, perda ini menegaskan akses masyarakat<br />

untuk melakukan kegiatan pemanfaatan baik di hutan produksi maupun di hutan<br />

lindung, seperti budidaya tanaman baik kayu maupun non kayu, usaha potensi<br />

jasa lingkungan , pengusahaan tanaman kayu (pasal 30, 31). Namun begitu semua<br />

bentuk pemanfaatan sumber daya hutan itu harus tetap memperhatikan fungsi<br />

lindung dan tutupan tajuk hutan tersebut. Oleh karena kawasan hutan yang<br />

dikelola oleh masyarakat adalah milik negara, maka tidak semua hasil pemanfaatan<br />

hutan itu diberikan kepada masyarakat penggarap. Bagi hasil dari pemanfaatan<br />

hutan ini didasarkan pada kontribusi masing-masing pihak dalam proses produksi.<br />

Proporsi yang sampai saat ini berkembang adalah 50:50 sampai 80:20, 80 persen<br />

untuk masyarakat penggarap dan 20 persen untuk pemerintah.<br />

242

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!