28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

2. Partisipatif Kaum Marginal<br />

a.<br />

b.<br />

Tidak ada penjelasan bagaimana dan apa dikontribusi kaum marginal<br />

dalam <strong>Perda</strong><br />

Terhadap sikap transparansi publik:<br />

• Pada daerah yang akomodatif: ada langkah pembinaan sesuai lokasi<br />

dan monitoring, yang diawasi Pemda.<br />

• Pada daerah yang tidak akomodatif: tidak ada solusi terhadap masa<br />

depan kaum marginal. Mereka hanya menjadi obyek yang harus<br />

ditertibkan /dihukum bila melanggar. tidak diatur bagaimana kondisi<br />

dan diarahkan kemana untuk keluar dari masalah yang ada.<br />

3. Substansi Progresif<br />

a.<br />

b.<br />

Tidak ada peran LSM/lembaga independen dalam membangun maupun<br />

berperan dalam mendorong pengawasan terhadap implementasi <strong>Perda</strong>.<br />

Tidak ada langkah/upaya Pemda untuk mengembalikan kaum marginal<br />

kembali pada kehidupan normal, maupun upaya pemberdayaan mereka<br />

sebagai resources.<br />

Secara lengkap Comparative Study (Perbandingan Indikator) dan hasil kajiannya<br />

disajikan dalam Lampiran-1 (Data/Indikator) dan Lampiran-2 (Hasil Kajian). Bila<br />

dicermati secara lebih dalam terdapat beberapa critical point yang bisa diperoleh<br />

dari dalamnya, diantaranya:<br />

a.<br />

b.<br />

c.<br />

Belum ada standarisasi pola penyusunan <strong>Perda</strong> dan Kesamaan persepsi<br />

mengenai kaum marginal (pelacuran). <strong>Perda</strong> terkait pelacuran sangat<br />

variatif dan ini dapat berdampak pada:<br />

• Kesulitan (kebingungan) penyidik dalam menegakkan aturan lintas<br />

daerah, akibat persepsi dan struktur PERDA yang beda antardaerah.<br />

• Tiada adanya akuntabilitas dan transfaransi dalam kaitan menilai<br />

kualitas dan substansi PERDA antardaerah, terhadap obyek yang<br />

relatif sama.<br />

Sisi partisipatif dan pemberdayaan tidak diatur dalam PERDA. Kaum<br />

marginal (pelacuran) hanya menjadi obyek hukum dan dianggap “sampah<br />

masyarakat” yang harus dibersihkan dan digusur sejauh mungkin dari<br />

kota. Aspirasi mereka, hak hukum, hak hidup dan keberadaannya tidak<br />

diberi solusi yang komprehensif. Pemda tidak memberikan solusi sebagai<br />

upaya pengalihan ke kehidupan yang tidak menyalahi hukum.<br />

Peran Lembaga Swadaya Masyarakat/Organisasi Sosial/Pembelaan Hak<br />

Perempuan, tidak mendapat tempat, sehingga <strong>Perda</strong> lebih sebagai daftar<br />

pelarangan, penindakan, Ketentuan penyidikan/pidana. Membangun<br />

otonomi daerah seharusnya memberi peran masyarakat dalam berkontribusi,<br />

dan untuk kondisi ini Pemda dan DPRD masih dominan di sisi regulator<br />

dibanding sebagai fasilitator aspirasi/dinamika daerah.<br />

306

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!