28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Lantas bagaimana dampak otonomi dan desentralisasi pengelolaan sumber daya<br />

hutan bagi kesejahteraan masyarakat, khususnya kelompok miskin? Kita dapat<br />

7<br />

melihat dampak itu dari dua nalar, yaitu nalar anggaran dan nalar kebijakan. <br />

Sebagaimana diungkap di atas, pada era otonomi daerah di banyak tempat sumber<br />

daya hutan menjadi sapi perahan untuk menaikan PAD. Asumsinya jika PAD naik<br />

maka semestinya berimplikasi pada alokasi anggaran bagi peningkatan kualitas<br />

layanan publik, khususnya kelompok miskin. Namun asumsi ini hanya berlaku jika<br />

pemerintah daerah setempat memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan<br />

kesejahteraan rakyat. Inilah yang saya maksud dengan nalar anggaran. Dampaknya<br />

tidak langsung dan mensyaratkan komitmen pemerintah daerah. Sementara nalar<br />

kebijakan bentuknya lebih mudah kita raba, yaitu kebijakan-kebijakan daerah<br />

yang memberikan peluang bagi akses masyarakat sekitar hutan terhadap sumber<br />

daya hutan, khususnya kelompok miskin. Ada hubungan khusus antara penduduk<br />

miskin dan hutan. Hal ini disebabkan karena hutan biasanya ditemukan di<br />

wilayah yang tidak terjangkau, jauh dari pelayanan pemerintah, jalan, dan pasar<br />

(pusat kegiatan ekonomi). Maka dari itu, tidak mengherankan jika masyarakat<br />

yang tinggal di dalam dan sekitar hutan dalam kondisi miskin. Hutan bagi mereka<br />

merupakan penyangga utama kehidupan ekonomi keluarga. Memberangus akses<br />

terhadap hutan, sama saja mematikan dapur kehidupan keluarga mereka.<br />

Berangkat dari persoalan di atas, makalah ini ingin menguji dan menganalisis<br />

sejauh mana kebijakan daerah di bidang kehutanan memberikan akses sumber<br />

daya hutan bagi masyarakat sekitar hutan yang masih terbelit kemiskinan. Tiga<br />

contoh kebijakan daerah dalam bentuk perda (peraturan daerah) dihadirkan di sini<br />

sekedar untuk menunjukan bahwa di beberapa daerah ada inisiatif pengelolaan<br />

hutan yang melibatkan masyarakat yang perlu kita apresiasi dan berdampak nyata<br />

bagi peneguhan akses masyarakat sekitar hutan terhadap sumber daya hutan.<br />

Tiga perda yang dimaksud adalah <strong>Perda</strong> nomor 22 tahun 2001 tentang Pengelolaan<br />

Sumber Daya Hutan Berbasis Masyarakat di Kabupaten Wonosobo; <strong>Perda</strong> nomor<br />

31 tahun 2000 tentang Pengelolaan Hutan Rakyat di Kabupaten Kutai Barat. <strong>Perda</strong><br />

nomor 6 tahun 2004 tentang Pedoman Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan<br />

di Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).<br />

3. Metode Pendekatan dan Analisis<br />

Ada 2 istilah yang menjadi kata kunci dalam analisis tiga perda yang memberikan<br />

peluang peneguhan akses masyarakat sekitar hutan terhadap sumber daya hutan,<br />

yakni perhutanan sosial dan akses sumber daya hutan. Dua kata kunci ini perlu<br />

kita bedah yang nantinya akan kita jadikan pisau analisis untuk melihat sejauh<br />

mana perda-perda yang dimaksud mengandung semangat pengelolaan model<br />

perhutanan sosial (selanjutnya disebut perda perhutanan sosial) yang memberikan<br />

peluang bagi masyarakat sekitar hutan untuk mengakses sumber daya hutan.<br />

7 Sebenarnya penggunaan dua nalar ini hanya sekedar simplifikasi karena terkadang nalar anggaran<br />

itu masuk dalam domain nalar kebijakan<br />

237

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!