28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dalam menjawab beberapa pertanyaan yang sekiranya berhubungan dengan apa<br />

yang saya paparkan, saya akan kembali kepada konteks inovasi atau reformasi<br />

jadi bukan kepada konteks perda, tapi saya akan berusaha semaksimal mungkin<br />

untuk memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan tersebut.<br />

Pertanyaan pertama dari Zulfa. Kalau Mba Zulfa itu difoldernya ada materi sintesis<br />

9 studi kasus di Indonesia, di halaman 21 akan temukan daftar lokasi berikut<br />

dengan inovator dan lengkap dengan penyandang dananya. Ada banyak sekali<br />

inovasi-inovasi dan reformasi yang bukan digagas, atau dirintis oleh pihak lokal,<br />

misalnya di Kabupaten Polman, SLCC yang disana itu merupakan program Unicef,<br />

dan di Kabupaten Pemalang sistem kupon bidan disana itu merupakan program<br />

Bank Dunia bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, ada juga program di<br />

Kabupaten Lumajang “WSLIC-2” itu juga sebenarnya bukan program yang digagas<br />

oleh lokal, cuma yang kami teliti di sana adalah bagaimana daerah melaksanakan<br />

program-program tersebut dan peran pemimpin daerah baik di tingkat kabupaten<br />

kotanya atau bahkan hanya sampai di tingkat dusunnya itu sangat signifikan<br />

dalam pelaksanaan program ini.<br />

Dan kemudian saya akan mencoba melihat ini dari sudut pandang yang lain,<br />

bahwa ketika kita melihat ada sekian banyak perda yang ternyata tidak bisa<br />

mengakomodir atau memfasilitasi kepentingan masyarakat atau lebih khususnya<br />

disini masyarakat miskin, saya ingin mencoba menunjukan dari studi-studi disini<br />

bahwa kita bisa melihat upaya alternatif atau upaya-upaya yang dilakukan<br />

masyarakat di daerah-daerah yang kalau misalnya Bapak/Ibu periksa ditingkat<br />

kemiskinannya itu sebagian besar dari lokasi studi kasus ini merupakan daerah<br />

yang tingkat kemiskinannya lebih tinggi daripada tingkat kemiskinan nasional.<br />

Dan populasi masyarakat miskin di daerah tersebut itu juga otomatis tinggi.<br />

Tapi di tengah kondisi yang seperti itu mereka tetap bisa untuk memfasilitasi<br />

diri sendiri atau setidaknya berusaha, tentu saja dibutuhkan juga keterbukaan<br />

dari pihak pemerintah daerahnya seperti yang kita lihat di kasus Blitar. Ketika<br />

walikota Blitar pertama kali menerapkan program community block grant, atau<br />

ketika pertama kali beliau menjabat, itu beliau bukannya tidak menghadapi<br />

resistensi bahkan dari tubuh pemerintah daerahnya sendiri, cuma keinginan beliau<br />

atau kemampuannya untuk merubah pola pikir bahwa pemerintah itu itu harus<br />

mendengarkan masyarakat dan semua proses penerapan kebijakan itu seharusnya<br />

merupakan kebijakan yang dibutuhkan oleh masyarakat, jadi prosesnya lebih<br />

ke menjaring aspirasi masyarakat itu sendiri. Kalau ternyata perda-perda yang<br />

ada sekarang itu masih belum bisa memfasilitasi masyarakat, solusinya apa?<br />

Masyarakat kemudian akan melakukan tindakan apa untuk mengatasi masalah<br />

itu? Itulah yang kami paparkan disini. Sembilan studi kasus ini memang<br />

bukan tentang perda, sekali lagi bukan tentang perda, ini tentang inovasi atau<br />

pembaharuan yang digagas ditingkat lokal yang ternyata bisa memberikan dampak<br />

positif dan memecahkan masalah-masalah yang timbul di lokasi tersebut.<br />

93

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!