28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

memastikan pemasukan PAD ini, setiap pemilik hutan rakyat diwajibkan<br />

melaporkan realisasi produksi kayu setiap bulannya kepada Dinas Kehutanan.<br />

Berbagai bentuk pungutan dan pengawasan pemerintah terhadap pengelolaan<br />

hutan rakyat sebenarnya tidak menjadi masalah dalam konteks melakukan<br />

pengendalian hutan agar fungsi pokoknya tidak berubah. Mungkin saja The<br />

tragedy of the commons 11<br />

bisa terjadi kalau pemanfaatan hutan rakyat tidak<br />

memperhatikan aspek kelestarian. Namun argumentasi ini justru semakin<br />

memperjelas bahwa pandangan pemerintah terhadap masyarakat belum banyak<br />

berubah; bahwa rakyat tidak mampu mengelola hutan dan hanya merusak hutan.<br />

Semestinya perda hutan rakyat di Kutai Barat lebih diorientasikan bagaimana<br />

melakukan pemberdayaan masyarakat lokal dalam mengelola hutan secara lestari<br />

dan mampu meningkatkan kesejahteraan hidup mereka.<br />

4.3 <strong>Perda</strong> NTB<br />

<strong>Perda</strong> NTB memiliki dua spesifikasi yaitu pertama perda ini merupakan perda<br />

propinsi sehingga jangkaun dari perda ini mencakup semua kabupaten dan kota<br />

yang ada di NTB. Kedua, perda ini secara eksplisit menggunakan istilah Hutan<br />

Kemasyarakatan (HKm) yang merupakan bentuk dari perhutanan sosial di<br />

kawasan hutan negara. Istilah HKm diintroduksi pertama kali oleh negara dalam<br />

SK Menhut No.622/1995 yang awalnya lebih memfokuskan pada keterlibatan<br />

kelompok-kelompok masyarakat dalam rehabilitasi lahan hutan rusak di hutan<br />

produksi serta hutan konservasi dan dalam penanaman kayu campuran serta jenisjenis<br />

pohon multiguna. SK ini membatasi hak masyarakat hanya atas produk hutan<br />

non kayu, mereka tidak punya suara dalam pengelolaan hutan secara keseluruhan<br />

dan tidak punya hak untuk memungut kayu.<br />

Setelah mendapatkan banyak kritik, terutama menyesuaikan perubahan kebijakan<br />

pasca reformasi, SK 622 direvisi menjadi SK No 677/1998. Dalam Sk baru ini untuk<br />

pertamakalinya masyarakat diberi hak untuk mengambil manfaat di seluruh<br />

kawasan hutan yang tidak dibebani hak konsesi kayu jangka panjang. Untuk<br />

mendapatkan hak pemanfaatan dalam jangka panjang masyarakat harus terlebih<br />

dahulu membentuk koperasi. Sayangnya dalam SK ini, belum ada keikhlasan<br />

dari negara untuk memberikan ”hak pengelolaan” pada masyarakat. Hal ini<br />

disebabkan masih kuatnya pandangan keliru di kalangan birokrat kehutanan<br />

bahwa penyerahan ”hak kelola” berarti melepaskan kendali atas hutan. Baru<br />

pada revisi terakhir yaitu SK No. 31/2001, negara memberikan hak kelola kepada<br />

masyarakat dalam HKm. <strong>Perda</strong> NTB sangat tegas telah memberikan ”hak kelola”<br />

kawasan hutan yang telah ditetapkan sebagai kawasan HKm, bukan hanya ”hak<br />

mengambil manfaat”, kepada masyarakat.<br />

11 The tragedy of the commons adalah istilah yang merujuk pada sebuah fenomena hancurnya dan<br />

punahnya sumber daya publik akibat pemanfaatan oleh manusia yang tidak terkendali. Istilah ini<br />

sebenarnya diperkenalkan pertama kali oleh William Forster Lloyd pada tahun 1833 dalam buku “On<br />

Population”dan dipopulerkan oleh Garrett Hardin dalam artikelnya di majalah Science 162, 1243-<br />

1248 (1968).<br />

245

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!