28.11.2014 Views

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

Mengkaji Implementasi Perda Pelayanan Publik ... - psflibrary.org

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Dan yang kedua, maksud saya tentang sumber masalah PKL di kota atau di desa<br />

saya hanya mengambil back-ground dari pemikiran Bapak Lukman Sutrisno (Alm.)<br />

Sosiolog dari Gajah Mada bahwa sebenarnya sumber masalah dari PKL itu di<br />

pedesaan iya, karena tidak tersentuh kebijakan. Karena kita beda, pembangunan<br />

kita hanya terfokus di masyarakat perkotaaan sementara desa tidak tersentuh<br />

dengan kebijakan. Di kota pun demikian problemnya sektor formal terbatas,<br />

informal mencari jalan sendiri tapi kemudian harus berhadapan dengan persepsi<br />

yang beragam. Maksud saya hanya latar belakang tapi fokus kajian kita memang<br />

review <strong>Perda</strong> itu sendiri. Jadi karena itu saya lebih mengfokus bagaimana<br />

mereview <strong>Perda</strong> PKL yang menurut saya amat sangat ketinggalan. Justru dari<br />

situlah kewenangan bermain. Kalau kewenangan bermain cenderung ini lebih<br />

banyak tergantung pada pengambil kebijakan. Kalau pengambil kebijakannya<br />

ketika sebelum tahun 2006 itu disorot amat jelek.<br />

Karena dimana-mana terjadi anarkis kalau terjadi penertiban, pasti anarkis.<br />

Dan terjadilah kemudian perusakan, kemudian-kemudianlah termasuk pressure<br />

dengan kekuatan fisik. Tapi yang 2006 ini Walikota yang baru tidak. Ini sekalipun<br />

pendekatannya budaya dan ekonomi juga sosial tapi akan lebih lengkap lagi<br />

seandainya juga hukum memainkan peran. Kalau kita percaya dengan hukum<br />

juga bisa didisain sebagai sosial engineering, sebagai perekayasa masyarakat<br />

sekalipun konteks itu tidak tepat untuk diterapkan di berbagai kesempatan di<br />

Indonesia tetapi paling tidak sebagaian besar orang Indonesia percaya bahwa<br />

hukum bisa ditampilkan pada posisi terdepan. Sekalipun dalam kajian sosiologis<br />

ternyata tidak mampu.<br />

Maksud saya begitu, jadi saya tidak permasalahkan background. Background itu<br />

barangkali itu sebagai penangkal dalam rangka mendorong atau memberikan<br />

alur pikir dalam rangka mengantarkan pokok persoalan itu pada perumusan<br />

kebijakan melalui <strong>Perda</strong>. Dan keinginan saya, bagaimana sih <strong>Perda</strong> partisipatif<br />

yang merupakan pokok pikiran itu menjadi <strong>Perda</strong> betulan setelah nanti kebijakan<br />

pemberdayaan PKL itu dimulai dari budaya, kemudian ekonomi sosial, dan<br />

kemudian hukum. Ini memang kebalik, dalam tataran formatif memang hukum<br />

dulu. Terbukti dalam berbagai kajian orang getol dengan <strong>Perda</strong> tidak begitu getol<br />

tentang implementasinya tapi di Solo terbalik yang muncul justru pendekatan<br />

budaya, kemudian sosial dan ekonomi baru hukum. Karena pendekatan hukum<br />

yang dilakukan pada waktu masa lalu, gagal. Dan pengalaman dari kegagalan<br />

ketika masyarakat PKL mau merevisi <strong>Perda</strong> ini juga menghadapi persoalan yang<br />

cukup kuat sehingga sampai sekarang ngambang tidak terealisasikan. Saya rasa<br />

itu mungkin sedikit komentar dari saya, terimakasih.<br />

2.<br />

Nur Hidayat<br />

Pak Koko, ini mulai tahun 2005 itu kan satu ada mulai diterapkannya sistem<br />

Jaminan Sosial Nasional yang agak rapi. Lalu kedua di musim-musim ini lalu ada<br />

bantuan-bantuan yang sifatnya derma dari pemerintah seperti macam<br />

277

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!