03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Keputusan Congres <strong>Muhammadiyah</strong> XXVI (1937) <strong>95</strong><br />

KEPUTUSAN CONGRES MUHAMMADIYAH XXVI<br />

6–13 OKTOBER 1937 DI YOGYAKARTA<br />

1. Tempat dan waktunya Congres<br />

Tempat Congres ke 27 yang akan datang menurut suara yang terbanyak jatuh pada<br />

Malang, dan waktunya diserahkan pada H.B. <strong>Muhammadiyah</strong>.<br />

2. Memakmurkan masjid-masjid<br />

Mengingat bunyi Statuten <strong>Muhammadiyah</strong> artikel 3 ayat c, dan Qa‘idah Bg. Fasal<br />

1 ayat c, maka buat mengerjakan memakmurkan masjid-masjid itu tidak usah<br />

diadakan lagi sebuah badan (Bagian) baru, akan tetapi pekerjaan ini dicukupkan<br />

pada Bg. Tabligh.<br />

Membentuk sebuah badan komisi untuk menyelidiki keadaan masjid di<br />

seluruh Indonesia. Komisi ini terdiri dari 3 orang yang duduk di Yogyakarta dan<br />

dibantu oleh Consul-consul H.B. <strong>Muhammadiyah</strong>. Tiga orang di Yogyakarta itu<br />

akan dipilih dan ditetapkan oleh H.B. Kemudian hasil penyelidikan itu diserahkan<br />

pada H.B. dan diteruskan pada Majlis Tarjih, supaya Majlis Tarjih mengarang<br />

sebuah buku “Tuntunan memakmurkan masjid-masjid”. Buku itu seakhir-akhirnya<br />

pada Congres ke 27 yang akan datang sudah dikeluarkan.<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> harus mendirikan masjid-masjid (ikhtiar) di tempat-tempat<br />

di mana belum ada masjid.<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> harus ikhtiar memakmurkan masjid-masjid yang sudah ada<br />

menurut kehendak Islam. Jika hal ini tidak dapat dijalankan, maka harus<br />

mengaturkan rapport pada H.B. yang akan menentukan sikap, yang harus<br />

dijalankan.<br />

3. Balai <strong>Muhammadiyah</strong><br />

Advies hal “Balai <strong>Muhammadiyah</strong>” dari H.B. <strong>Muhammadiyah</strong> Bg. P.K.O. seperti<br />

yang termaktub dalam extra nomor Suara <strong>Muhammadiyah</strong> letter M yang mana<br />

kesimpulannya:<br />

“Balai itu menjadi pusat pertemuan dan peradaban yang hidup atas kesopanan<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> seluruhnya; berwujud sebuah rumah, baik dari bamboo atau kayu,<br />

pun boleh dari batu yang didirikan menurut bangun dan teknik rakyat Indonesia,<br />

dipakai untuk segala keperluan pergerakan kita, umpamanya: berapat, berkursus,<br />

berkhitan (tetakan), pondokan tamu, keperluan persoon anggota seperti: mempelai,<br />

kematian dan lain-lain; kalau ada kesempatan boleh juga digunakan untuk<br />

keperluan umum dari luar kalangan <strong>Muhammadiyah</strong>. Sedapat-dapat, balai itu<br />

dilengkapi juga dengan sebuah Mushalla dan sebuah rumah biasa (rumah tinggal)”<br />

tidak dapat diwajibkan pada segenap <strong>Muhammadiyah</strong> seumumnya, akan tetapi<br />

harua dianjur-anjurkan supaya dapat tercapai adanya “Balai <strong>Muhammadiyah</strong>”<br />

itu di tiap-tiap Cabang.<br />

4. Perbaikan Perjalanan Haji<br />

Sebagaimana putusan Congres Banjarmasin, maka bagian perbaikan perjalanan<br />

Haji, yang termasuk dalam organisasi <strong>Muhammadiyah</strong> itu hanya yang bersangkutpaut<br />

dengan keselamatan kandidat haji dari marabahaya dan dari kekeliruan<br />

didalam mengerjakan ibadat Haji.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!