03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

372<br />

Seabad <strong>Perjuangan</strong> <strong>Muhammadiyah</strong>: Himpunan Keputusan Muktamar<br />

ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.<br />

Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada<br />

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya”.<br />

Dasar kesadaran realitas cultural dan kesadaran Qur‘ani itulah yang menjadi<br />

dasar dan alasan, mengapa penampilan model gerakan pemikiran dan amaliah<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> selama ini lebih mengutamakan pola-pola yang persuasive, integrative<br />

dan kooperatif terhadap lingkungan sosio-kultural dan politik. Karena itu<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> dalam panggung sejarah pergerakannya tidak pernah mengambil jalanjalan<br />

pintas yang bersifat eksklusif (dalam arti social maupun politis), konfrontatif<br />

terhadap struktur maupun kultur yang hanya akan berakibat timbulnya resiko berat dan<br />

besar dengan beaya social-politis yang teramat mahal. Jadi pilihan yang selama ini diambil,<br />

dipegang teguh dan tetap dirawat serta dikembangkan oleh <strong>Muhammadiyah</strong>,<br />

sesungguhnya sesuai pula dengan corak masyarakat Indonesia yang berfalsafah pancasila<br />

dan ber-Undang-Undang Dasar 1945 yang mencerminkan budaya halus/lunak daripada<br />

budaya kasar/keras.<br />

Karena itu perlulah kita selalu bersyukur ke hadirat Ilahi, bahwa persoalanpersoalan<br />

internal maupun eksternal yang pernah dihadapi oleh <strong>Muhammadiyah</strong> selama<br />

ini banyak berhasil diatasi dan diselesaikan dengan baik, aman dan konstruktif melalui<br />

pengamalan ajaran akhlaq dan komitmen kemuhammadiyahan yang ada serta kesadaran<br />

musyawarah. Hal inilah yang untuk masa-masa mendatang harus tetap dikembangkan<br />

bersama, yang dengan demikian <strong>Muhammadiyah</strong> akan mudah terhindar dari pengaruh<br />

dan penyelewengan berupa pola-pola pemikiran dan perilaku yang akan mengarah<br />

kepada distorsi (penyimpangan) idealisme <strong>Muhammadiyah</strong>.<br />

Secara objektif perlu disadari bersama, bahwa akhir-akhir ini mulai terasa<br />

munculnya pemikiran-pemikiran dan perilaku-perilaku sementara kalangan dalam<br />

persyarikatan yang secara umum dapat dinilai akan menimbulkan gejala-gejala baru<br />

berupa distorsi nilai-nilai akhlaq dan pudarnya komitmen (sikap memiliki dan membela/<br />

memperjuangkan kepentingan <strong>Muhammadiyah</strong>). Gejala ini, kendatipun masih dalam<br />

taraf awal, tetapi sudah terasa pengaruhnya yang negatif. Dilihat dari aspek<br />

kepemimpinan, gejala tersebut bisa merupakan kendala (hambatan) bagi upaya untuk<br />

menjaga keutuhan dan pengembangan persyarikatan, dan sebaliknya akan tumbuh<br />

perilaku baru yang tidak sejalan dengan nilai-nilai akhlaq dan idealisme <strong>Muhammadiyah</strong>,<br />

seperti sikap tidak selektif terhadap informasi, sikap tidak mandiri/ketergantungan,<br />

takabur, meremehkan sesama pimpinan, mengabaikan/menelantarkan kepentingan<br />

persyarikatan untuk kepentingan lain yang tidak sejalan atau bertentangan dengan misi<br />

dan tujuan persyarikatan. Pudarnya rasa tanggungjawab terhadap amanat dan berbagai<br />

penyimpangan-penyimpangan lain yang ujungnya akan mengoyak-koyak dan memecah<br />

belah <strong>Muhammadiyah</strong> justru dari sisi dalam.<br />

Sebagai gerakan yang beraqidah Islam, adanya gejala-gejala baru yang tidak<br />

konstruktif tersebut harus dihadapi oleh para pemimpin sebagai realitas yang<br />

memrihatinkan, namun antisipasinya haruslah selalu berorientasi kepada prinsip-prinsip<br />

keyakinan perjuangannya, ialah dengan tetap dan terus berusaha secara terpadu dan<br />

terprogram dalam berbagai kegiatan peningkatan kualitas pimpinan secara menyeluruh,<br />

baik pimpinan persyarikatan di tingkat pusat, wilayah, daerah sampai dengan cabang,<br />

ranting, majelis, ortom, badan, lembaga, dan amal usaha yang berada dalam baarisan<br />

<strong>Muhammadiyah</strong>. Dengan berorientasi pada proses, maka langkah antisipasi terhadap

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!