03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

414<br />

Seabad <strong>Perjuangan</strong> <strong>Muhammadiyah</strong>: Himpunan Keputusan Muktamar<br />

Segi individual ialah mencari sebab-sebab yang terdapat pada diri seseorang.<br />

Sifat, perilaku dan sikap individual itu dipelajari, apakah ia seseorang yang dapat<br />

berfungsi atau tidak dalam masyarakat di mana ia hidup. Orang miskin seringkali<br />

dipandang sebagai orang yang malas, bodoh, tidak punya ketrampilan, kurang<br />

bertanggungjawab, tidak punya bobot, tidak punyai motivasi dan lain-lainnya. Melalui<br />

penjelasan individual ini juga diusahakan memhami pola tertentu dari kehidupan<br />

keluarga yang besar pengaruhnya terhadap perkembangan tingkah laku seorang anak,<br />

misalnya: keluarga yang dipimpin oleh seorang ibu karena tiadanya ayah, dapat memberi<br />

pengaruh terhadap kepribadian tertentu. Pengalaman yang tidak menyenangkan ini pada<br />

pikiran anak akan menimbulkan masalah di kemudian hari. Sebab kemiskinan dari segi<br />

individual ini banyak disukai, karena mudah untuk meletkkan kesalahan pada individu<br />

yang miskin, padahal sebenarnya kesalahan ada pada pihak lain.<br />

Dari segi kultural ada pandangan bahwa kemiskinan menciptakan kulturnya<br />

sendiri. Anak-anak yang dibesarkan dalam kultur kemiskinan akan dipengaruhi dan<br />

akan menjalankan cara hidup yang demikian pula. Mereka menyerap nilai dasar dan<br />

sikap mental sub kultur secara psikologis. Meskipun ada kesempatan untuk berubah,<br />

mereka tidak siap dan tidak berusaha untuk memanfaatkan dan mendapatkan kesemptan<br />

itu. Di kota-kota besar, biasanya mereka tinggal di pemukiman padat dan kumuh dengan<br />

fasilitas serba minim, timbullah berbagai masalah, tidak saja bagi yang miskin tetapi juga<br />

bagi anggota masyarakat lainnya.<br />

Dari segi kultural pada hakekatnya adalah memberi perhatian kepada relasi<br />

sosial dan struktur sosial. Sebagai contoh adanya pendapat yang mengatakan bahwa<br />

golongan miskin merupakan golongan yang penting keberadaannya karena mengemban<br />

berbagai fungsi yang berguna dalam masyarakat. Orang miskin diperlukan untuk<br />

melaksanakan pekerjaan rendahan dengan upah yang murah. Orang miskin juga<br />

merupakan sumber tenaga murah bagi masyarakat dan merupakan pasar bagi barang<br />

yang kurang bermutu. Jenis pekerjaan ini, tidak memerlukan tenaga yang trrampil dan<br />

bermotivasi tinggi. Jenis lapangan pekerjaan seperti ini tersedia dalam masyarakat. Jadi<br />

sebagian dari sistem ekonomi bergantung kepada tenaga-tenaga seperti ini dan hal ini<br />

merupakan sumber structural dari kemiskinan. Pendapat seperti pada kemiskinan<br />

structural, tidak berlaku bagi suatu bangsa dan negara seperti Indonesia. Negara kita<br />

mempunyai kewajiban konstitusional dan agama yang kita anut memerintahkan agar<br />

memperhatikan dan membantu kaum miskin/lemah dengan berbagai usaha, termasuk<br />

mendirikan lembaga-lembaga sosial.<br />

Lembaga-lembaga sosial yang telah ada, perlu sekali untuk kita lihat kembali.<br />

Apakah berjalan secara efektif atau tidak? Apakah lembaga-lembaga itu masih tetap berjalan<br />

sesuai dengan maksud dan tujuan yang telah disepakati sejak mula? Ataukah telah trjadi<br />

pengalihan tujuan? Sehingga lembaga-lembaga dan badan-badan tersebut telah disibukkan<br />

oleh kegiatan-kegiatan rutin lainnya yang bukan mrupakan fungsi utama.<br />

Penyimpangan dapat terjadi karena adanya perbedaan antara tujuan yang harus<br />

dicapai oleh seseorang dengan alat atau cara untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena<br />

itu patut sekali turut diperhatikan perilaku kelompok-kelompok kecil yang menyimpang,<br />

seperti misalnya: mengapa anak-anak dari golongan miskin atau kelas bawahan dapat<br />

menjadi nakal atau berperilaku menyimpang lainnya. Mungkin hal ini disebabkan mereka<br />

memiliki jalan pintas untuk meraih sukses.<br />

Dengan memisahkan pendekatan individual, cultural dan structural barangkali<br />

berguna untuk menemukan alternatif cara-cara yang akan dipergunakan dalam membantu<br />

kaum dhu‘afa.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!