03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

396<br />

Seabad <strong>Perjuangan</strong> <strong>Muhammadiyah</strong>: Himpunan Keputusan Muktamar<br />

GAMBARAN MASYARAKAT INDONESIA MENDATANG<br />

(Potret Permasalahan Dakwah)<br />

Kalau kita mencoba melakukan “pemotretan” masyarakat Indonesia di masa<br />

mendatang, di mana kiprah dakwah <strong>Muhammadiyah</strong> dilakukan, kita dapat menggunakan<br />

berbagai sudut pandang. Kita dapat membayangkan suatu masyarakat yan g telah<br />

memasuki Era Tinggal Landas, dengan berbagai ciri sebagaimana selama ini sudah sering<br />

dikemukakan. Kita juga dapat menyebutkan suatu masyarakat Indonesia mendatang<br />

juga berarti masyarakat Indonesia Abad ke-21 yang ramalannya sudah sering<br />

dikemukakan para pakar. Penulis tidak akan mengupas gambaran masyarakat Indonesia<br />

mendatang tersebut secara rinci, namun dengan melihat beberapa kecenderungan yang<br />

secara langsung perlu dipertimbangkan oleh <strong>Muhammadiyah</strong> dalam rangka<br />

menggelarkan dakwahnya.<br />

Ada tiga kecenderungan utama yang akan mulai terjadi dalam masyarakat<br />

Indonesia yang secara langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh pada kegiatan<br />

dakwah islamiyah. Ketiga kecenderungan yang dimaksud ialah: (1) loncatan<br />

perkembangan ilmu pengertahuan teknologi, (2) proses ledakan informasi, dan (3)<br />

proses globalisasi di berbagai aaspek kehidupan. Ketiga hal tersebut saling kait-mengait<br />

dan akan memberi perubahan “wajah” masyarakat Indonesia yang amat berbeda dengan<br />

keadaan sekarang. Perubahan tersebut, oleh sebagian pakar, bahkan dilukiskan sebagai<br />

perubahan yang amat drastic, suatu proses diskontinyu dari tata masyarakat yang<br />

sekarang. Perubahan yang demikian dengan sendirinya akan melahirkan berbagai<br />

persoalan yang kita hadapi, baik sebagai bangsa maupun sebagai umat Islam.<br />

Tulisan ini hanya akan mengupas kecenderungan perubahan masyarakat secara<br />

ad-hock, terutama yang berkitan dengan permasalahan yang harus dihadapi oleh<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> sebagai gerakan dakwah. Ketiga kecenderungan di atas akan<br />

“mengubah” wajah masyarakat Indonesia, termasuk umat Islam, menjadi masyarakat<br />

yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.<br />

Pertama, teknologi kehidupan. Masyarakat teknologis adalah masyarakat yang<br />

semua urusan dan kegiatannya harus dikerjakan menurut tekniknya masing-masing<br />

yang cenderung sudah baku (standardized). Pola kehidupan yang teknologis membawa<br />

konsekuensi nilai, yaitu makin dominannya pertimbangan efisiensi, produktivitas (fisik),<br />

dan yang sejenis, yang umumnya menggambarkan suatu ciri-ciri materialistik. Pertanyaan<br />

yang timbul ialah, dalam masyarakat teknologi, di manakah sesungguhnya telak agama?<br />

Bagaimana kita mendudukkan sistem kehidupan religius dalam konteks masyrakat<br />

teknologis? Interpretasi nilai agama yang bagaimana yang dapat kita tawarkan pada<br />

masyarakat teknologis tersebut? Inilah pertanyaan-pertanyaan “pekerjaan rumah” bagi<br />

umat Islam, yang selama ini belum secara serius dikerjakan.<br />

Kedua, kecenderungan perilaku masyarakat yang makin “fungsional”. Yang<br />

dimaksud masyarakat fungsional ialah masyarakat yang masing-masing warganya<br />

sekedar menjalankan fungsinya dalam semua aspek kehidupan. Hubungan sisoal hanya<br />

terjadi karena adanya kegunaan atau fungsi tersebut, artinya hubungan antar manusia<br />

lebih diwarnai oleh motif-motif kepentingan (fungsional) yang biasanya berkonotasi fisikmaterial.<br />

Dalam masyarakat yang demikian, nilai-nilai agama kurang mendapat<br />

“pasaran” karena dianggap tidak fungsional. Persoalan langsung bagi kita ialah<br />

bagaimana kita dapat menjabarkan Islam dan kemudian menawarkan ke tengah<br />

masyarakat sedemikian rupa sehingga menjadi sesuatu “fungsional”, yang dibutuhkan.<br />

Ketiga, masyarakat padat informasi. Dengan makin berkembangnya teknologi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!