03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Lampiran 3.1.<br />

Keputusan Muktamar <strong>Muhammadiyah</strong> ke-42 (1990) 361<br />

PENGEMBANGAN ORGANISASI MUHAMMADIYAH<br />

Pengantar<br />

Ketika Sayid Qutub sampai pada kalimah firman “Saffan ka annahum bun-yanun<br />

marsus”, dalam kitab tafsirnya Fi Zilaali al Quran (jilid terakhir VIII halaman 77), mufassir<br />

ini mengawalinya dengan tegas, bahwa ayat ini (ayat 3 surat as-Shaf tersebut) adalah<br />

ayat jihad, ayat perjuangan. Sesungguhnya Al-Quranul Karim membuat bangunan umat<br />

yang di atas pembangunan itu agar dapat ditegakkan pengurusan agama Allah di dunia<br />

ini, beserta program kehidupan dan organisasi manusia, demikian diucapkan selanjutnya<br />

oleh Sayid Qutub, sehingga tak ada seorang muslim pun secara pribadi dibina di luar<br />

ikatan masyarakat Islam.<br />

Organisasi Muhamnmadiyah yang sejak semula didirikan oleh K. H. A. Dahlan,<br />

80 tahun yang lalu, adalah organisasi untuk menegakkan agama Islam. Tujuan sejati<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> tertulis dalam Statuten (Anggaran Dasar) <strong>Muhammadiyah</strong>, yang dalam<br />

artikel II hajat persyarikatan menyebutkan: “Memadjoekan dan menggembirakan pengadjaran<br />

dan peladjaran agama Islam ….. Memadjoekan dan menggembirakan tjara kehidupan sepandjang<br />

kemaoean agama Islam kepada segala sekoetoe-sekoetoenja”. (disalin dalam ejaan aselinya;<br />

sekoetoe = anggota). Sewaktu rumusan AD tentang tujuan Persyarikatan <strong>Muhammadiyah</strong><br />

seperti ini mulai diterjemahkan ke dalam praktek, artinya telah dicoba diimplementasikan<br />

dalam program amal usaha, dalam bentukan secara organisasi, pada waktu itu kitab<br />

tafsir tulisan Sayid Qutub tersebut di atas belum terbit.<br />

Para pakar sejarawan dan para sosiolog semuanya sepakat dalam analisisnya,<br />

bahwa berdiri dan terbentuknya organisasi <strong>Muhammadiyah</strong>, yaitu sebagai ikatan yang<br />

menghimpun pengelompokan orang-orang yang beragama Islam di Indonesia, dengan<br />

mempunyai tujuan yang tertentu dan kegiatan bersama yang terarah itu, dipandang<br />

sebagai fenomena modernisasi dalam perkembangan Islam, di Indonesia khususnya dan<br />

di dunia umumnya. Fenomena modernisasi Islam itu mencakup perkembangan<br />

pengelompokan maupun perkembangan pemahaman, sehingga terbentuknya organisasi<br />

dapat dianggap sebagai manifestasi pembaharuan dalam pemahaman.<br />

Korelasi antara tulisan Sayid Qutub dan lahirnya organisasi <strong>Muhammadiyah</strong>,<br />

mempunyai alasan tertentu untuk ditampilkan pada bagian pengantar prasaran<br />

“Pengembangan Organisasi” yang menjadi salah satu acara dalam Muktamar<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> ke-42 ini. Korelasi itu selain untuk menampakkan adanya keterkaitan<br />

dalam sejarah pemikiran, tetapi pula guna memperlihatkan adanya kebutuhan untuk<br />

menonjolkan kembali tujuan sejati sewaktu dibentuknya organisasi <strong>Muhammadiyah</strong> itu.<br />

Tuntutan Pengembangan Organisasi<br />

Pengantar pikiran diperlukan tidak hanya sekedar sebagai kata pendahuluan,<br />

tetapi pula ingin untuk menyalurkannya menjadi kesamaan persepsi. Dengan persepsi<br />

yang sama kita dapat sama merasakan akan perlu tidaknya pengembangan organisasi<br />

<strong>Muhammadiyah</strong> itu.<br />

Yang sudah sama kita pahami ialah bahwa organisasi <strong>Muhammadiyah</strong> adalah<br />

organisasi pembaharuan Islam. Namun harus pula kita memperoleh pemahaman yang<br />

sama, bahwa perkembangan organisasi itu dalam meniti sejarah, sejalan dengan gerakan<br />

naik pembaharuan Islam itu sendiri, sehingga bentuk, corak dan gaya organisasi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!