03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Keputusan Congres <strong>Muhammadiyah</strong> XXI (1932) 37<br />

47<br />

Hal membuat kitab-kitab: Thaharah, Zakat, Shiyam dan Jenazah.<br />

a. Kitab Jenazah, disanggupi oleh Cabang Semarang dan akan diterimakan kepada<br />

Pengurus Majelis Tarjih pada akhir bulan Oktober 1932.<br />

b. Keempat kitab tersebut, disanggupi oleh Cabang Malang dengan Daerah Surabaya<br />

dan akan dikirim kepada Pengurus Majelis Tarjih pada akhir bulan Juli 1932.<br />

c. Kitab Thaharah, disanggupi oleh t. Sutan Mansur Minangkabau dan akan<br />

diserahkan kepada Pengurus Majelis Tarjih pada akhir bulan Oktober 1932.<br />

d. Tiap-tiap Cabang yang belum menyanggupi, diutamakan membuatnya dengan<br />

diserahkan kepada masing-masing tentang memilihnya dari empat kitab itu. (diharap<br />

pada akhir bulan Oktober 1932 sudah dikirim kepada Pengurus Majelis Tarjih di<br />

Yogyakarta).<br />

e. Lajnah Tarjih Yogya menyanggupi 2 kitab: 1 Thaharah dan lainnya mana yang<br />

diutamakan dari 3 kitab itu.<br />

48<br />

Hal persatuan faham tentang bepergian perempuan, seperti berikut: Tiada halal<br />

bagi perempuan bepergian perjalanan sehari keatasnya, melainkan beserta muhrimnya<br />

atau suaminya. Dan melainkan untuk keperluan Syara’ serta aman.<br />

Terangnya:<br />

a. Perempuan boleh bepergian perjalanan sehari keatasnya kalau disertai mahramnya.<br />

b. Begitu juga kalau dengan suaminya.<br />

Menilik Hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Nabi saw. bersabda:<br />

“Tidak halal bagi perempuan bepergian perjalanan sehari kecuali dengan<br />

mahramnya”. Dan menilik Hadits Abu Sa`id, bahwa Nabi saw. melarang perempuan<br />

bepergian perjalanan dua siang hari atau dua malam kecuali beserta suaminya atau<br />

mahramnya.<br />

c. Demikian pula perempuan boleh bepergian perjalanan sehari keatasnya dengan<br />

seorang dirinya, kalau untuk keperluan Syara’ serta aman.<br />

Karena mengingat Hadits ‘Adi bin Hatim, katanya: “Waktu aku di hadapan<br />

Nabi saw. tiba-tiba ada seorang laki-laki datang mengajujatkan tentang kemiskinan<br />

kepada beliau. Kemudian datang seorang lagi mengajujatkan tentang pembegalan.<br />

Maka sabda beliau: “Sudah pernah tahukah kamu desa Hirah, hai ‘Adi?”. Jawabku:<br />

“Belum, tetapi sudah pernah diceritainya”. Sabda beliau: “Kalau kiranya panjang<br />

umurmu, tentu kamu akan menampak perempuan bepergian dari desa Hirah itu<br />

sampai bertawaf (mengelilingi) Kab’bah, tiada yang ditakuti melainkan Allah”. Kata<br />

‘Adi: “Kemudian aku nampak perempuan bepergian dari desa Hirah itu sehingga<br />

bertawaf di Ka’bah tiada yang ditakuti melainkan Allah”. (Buchari).<br />

49<br />

Hal karak-karakan (optocht = pawai) ‘Aisyiyah.<br />

Tidak hak bagi karak-karakan (pawai) perempuan-perempuan selain dalam hari<br />

raya dua, yakni: Qurban dan Fithrah.<br />

Karena mengingat yang diriwayatkan oleh Imam Thabarani dalam Kitab Kabir<br />

dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah saw. bersabda: “Bagi perempuan tiada bahagian keluar,<br />

kecuali terpaksa (tak mempunyai khadam), kecuali pula dalam hari raya dua: Qurban<br />

dan Fithrah.

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!