03.05.2013 Views

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

95 Tahun Langkah Perjuangan Muhammadiyah

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

392<br />

Seabad <strong>Perjuangan</strong> <strong>Muhammadiyah</strong>: Himpunan Keputusan Muktamar<br />

organisasi otonom, jutaan anggota dan simpatisan, cendekiawan dri berbagai<br />

disiplin ilmu, yang semuanya diperhitungkan oleh kawan dan lawan. Di samping<br />

asset berupa materi itu, tak kurang pentingnya ialah cita-cita khittah yang diemban<br />

oleh <strong>Muhammadiyah</strong> sebagai gerakan dakwah berdasar Al-Qur‘an dan sunnah<br />

Rasul. Adanya cita-cita dan khittah yang jelas itu, niscaya memberikan motivasi<br />

para pendukungnya untuk berjuang sekuat tenaga. Yang diperlukan dalam rangka<br />

mendayagunakan potensi itu ialah peningkatan kualitas seluruh amal usaha dan<br />

jajaran <strong>Muhammadiyah</strong>. Sebagai gerakan pembaruan, <strong>Muhammadiyah</strong> memiliki<br />

cirri-ciri manusia modern seperti diuraikan pada wal makalah ini, antara lain:<br />

Berorientasi pada masa depan, terbuka menerima perubahan, memiliki etos kerja<br />

yang tinggi dan sebagainya. Ciri-ciri manusia seperti itu sesuai dengan ajaran Islam<br />

(lihat surat Al-Hasyr ayat 18 dan surat At-Taubah ayat 105).<br />

Fakta <strong>Muhammadiyah</strong> bisa survive hingga mencapai usia 80 tahun adalah bukti<br />

benarnya langkah yang ditempuh selama ini. Berdasar itu, untuk masa yang akan<br />

datang dan seterusnya, citra <strong>Muhammadiyah</strong>g sebagai gerakan Tajdid berdasar Al-<br />

Qur‘an dan as-Sunnah wajib dikembangkan dan dijadikan sebagai materi dakwah.<br />

2. Momentum kebangkitan agama dan meningkatnya minat kaum intelektual dan<br />

masyarakat kelas menengah terhadap Islam dalam beberapa tahun terakhir,<br />

memberikan kesempatan pada <strong>Muhammadiyah</strong> melakukan dakwah secara ofensif<br />

ke tengah-tengah masyarakat, di kantor-kantor pemerintah, perusahaan swasta,<br />

pabrik, kampus, dan sebagainya. Guna memenuhi hajat masyarakat terhadap agama,<br />

perlu adanya wadah atu korps Muballigh pada tingkat wilayah, di mana dapat<br />

dimusyawarahkan langkah-langkah, konsep dan materu dakwah yang terencana.<br />

Melalui wadah ini juga bisa dilakukan tukar menukar pengalaman antara para<br />

muballigh. Muballigh dalam era informasi bukan hanya sebagai guru atau juru<br />

nasehat, tapi juga sebagai ‘opinion leader’ yang kaya akan informasi mengenai<br />

berbagai masalah yang actual dalam masyarakat.<br />

3. Tidak hanya di kalangan masyarakat kelas menengah di kota besar, rakyat di<br />

pedesaan pun memerlukan siraman rohani dan agama. Derasnya arus urbanisasi<br />

dan semakin berkurangnya ulama mengakibatkan redupnya kehidupan beragama<br />

di pedesaan. Desa juga rawan terhadap dampak gaya hidup kota yang dibawa oleh<br />

mass media berhubung adanya program Koran masuk desa, televisi masuk desa,<br />

masuknya wisatawan asing maupun wisatawan domestik, yang mengakibatkan<br />

terjadinya “cultural shock”. Dampak negatif dri semuanya itu ditandai dengan<br />

meningkatnya t indak kejahatan di pedesaan. Kristenisasi juga sangat intensif di<br />

daerah pedesaan, terutama yang menjadi sasarannya kaum fakir miskin, yang<br />

memerlukan sndang dan pangan. Kendati banyak kesulitn yang dihadapi, dakwah<br />

terhadap umat di pedesaan ini atau yang kita kenal dengan istilah dakwah bil hal<br />

perlu mendapat perhatian dan penanganan serius. Selama ini banyak orang<br />

menganggap <strong>Muhammadiyah</strong> hanya diikuti oleh orang-orang kota, sementara<br />

golongan “tradisional” berakar sampai ke desa-desa. Kiranya dalam beberapa waktu<br />

yang akan datang anggapan seperti itu akan berubah dengan lebih giatnya para<br />

muballigh <strong>Muhammadiyah</strong> mengarahkan dakwah ke pedesaan.<br />

4. Mengenai keterbelakangan di bidang media massa yang menjadi masalah besar<br />

umat Islam, bagi <strong>Muhammadiyah</strong> sebenarnya bukanlah sesuatu yang tidak bisa<br />

diatasi. Sejak puluhan tahun yang lalu sampai sekarang, meski dalam bentuk yang<br />

sederhana, <strong>Muhammadiyah</strong> tetap menerbitkan majalah sebagai media komunikasi

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!