Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
ermain-main [kata-kata] sampai mereka menemui Hari<br />
[Perhitungan] yang dijanjikan kepada mereka.’<br />
Instruksi Al Quran terkait ‘Ahlul Kitab’ bahkan lebih jelas lagi.<br />
Di 2:62, Al Quran memberi tahu kita: ‘Sesungguhnya orangorang<br />
mukmin [dalam surat ilahiah ini], orang-orang Yahudi,<br />
orang-orang Nasrani <strong>dan</strong> orang-orang Shabiin, siapa saja di<br />
antara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari<br />
kemudian <strong>dan</strong> beramal saleh, mereka akan menerima pahala<br />
dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka,<br />
<strong>dan</strong> tidak (pula) mereka bersedih hati.’<br />
Peringatan ini diulang <strong>dan</strong> Al Quran memberikan kejelasan<br />
bagaimana orang-orang baik dari ‘Ahlul Kitab’ akan diberi<br />
ganjaran. Di 3:199, Al Quran menyatakan: ‘Dan sesungguhnya<br />
di antara Ahli Kitab [terdahulu] ada orang yang beriman kepada<br />
Allah ... se<strong>dan</strong>g mereka berendah hati kepada Allah <strong>dan</strong> mereka<br />
tidak menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit.<br />
Mereka memperoleh pahala di sisi Tuhannya. Sesungguhnya<br />
Allah amat cepat perhitungan-Nya!’<br />
Sunnah Nabi<br />
Dengan melihat cara Al Quran memperlakukan keyakinan <strong>dan</strong><br />
kebebasan individu, muncul pertanyaan, jika Al Quran begitu<br />
terus terang, mengapa sangat nyata terlihat a<strong>dan</strong>ya intoleransi<br />
dalam hukum muslim? Jawaban untuk masalah pelik ini<br />
terletak di sejarah muslim. Tetapi sebelum kita menyelidiki<br />
pertanyaan ini lebih jauh, perlu kiranya kita menengok sunnah<br />
Nabi terkait keyakinan lain, karena setelah Al Quran, sunnah<br />
menjadi sumber kedua peradaban <strong>dan</strong> hukum <strong>Islam</strong>.<br />
Komunitas pertama di Madinah adalah komunitas yang total<br />
inklusif. Nabi SAW secara eksplisit menulis konstitusi pertama<br />
yang mengatur urusan masyarakat yang tinggal di Madinah,<br />
termasuk muslim <strong>dan</strong> Yahudi. Zuabiar Khan merujuk konstitusi<br />
Madinah yang dinyatakan pada pasal 25: ‘Kaum Yahudi dari<br />
Bani ‘Avf adalah satu komunitas (umma) dengan pemeluk<br />
(mukminin). Bagi kaum Yahudi, agama <strong>dan</strong> cara hidup (agama)<br />
93