08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Khadijah tetap menjadi istri satu-satunya Muhammad hingga<br />

beliau wafat. Khadijah menjadi sumber keuangan yang besar<br />

<strong>dan</strong> dukungan moral bagi Muhammad saat Muhammad<br />

memulai misinya sebagai utusan Tuhan.<br />

<strong>Islam</strong> tidak memaksakan larangan apa pun pada perempuan<br />

untuk ikut andil dalam transaksi komersial, <strong>dan</strong> tidak<br />

membutuhkan otorisasi laki-laki. Suami, ayah, saudara lakilaki,<br />

atau kerabat laki-laki lain tidak diizinkan menggunakan<br />

properti atau kekayaan perempuan tanpa persetujuan mereka<br />

sebelumnya, serta tanpa paksaan. Kisah Khadijah adalah contoh<br />

luar biasa yang berkebalikan dengan larangan kebebasan<br />

ekonomi perempuan atas nama <strong>Islam</strong>. Kisah ini juga menjadi<br />

contoh yang menantang pembagian peran gender saat ini<br />

dalam masyarakat TTAU <strong>dan</strong> dampak dari pembagian itu.<br />

Dengan kata lain, beberapa penafsiran agama dari Quran<br />

digunakan untuk menentang atau melemahkan kebebasan<br />

ekonomi perempuan. Di Quran dapat kita baca, ‘Dan hendaklah<br />

kamu tetap di rumahmu’ (33:33). Ayat ini sebenarnya<br />

dimaksudkan bagi para istri Nabi <strong>dan</strong> bertujuan melindungi<br />

mereka <strong>dan</strong> membedakan mereka dari perempuanperempuan<br />

muslim lainnya (Abu Shokka, 1995: 20). Namun,<br />

ayat ini ditafsirkan oleh para akademisi aliran umum untuk<br />

menyebut semua perempuan muslim. Pada salah satu tafsir<br />

Quran, di antaranya, penulis mengklaim bahwa perempuan<br />

muslim harus tinggal di rumah <strong>dan</strong> tidak keluar rumah kecuali<br />

dalam keadaan darurat. Dia menambahkan penafsirannya<br />

dengan menyebutkan beberapa hadis yang berarti bahwa<br />

perempuan harus dikurung di lingkup pribadi rumah<br />

mereka, <strong>dan</strong> terus berargumen bahwa hanya perempuan<br />

berusia tertentu (yaitu yang terlalu tua <strong>dan</strong> tidak menarik<br />

bagi laki-laki) diizinkan keluar rumah untuk sembahyang di<br />

masjid (Zuhayli, 1986: 10). Syekh Shawari, seorang akademisi<br />

Universitas Azhar <strong>dan</strong> figur religius terkenal <strong>dan</strong> dihormati,<br />

mendukung penafsiran generalis untuk ayat tersebut <strong>dan</strong><br />

menentang perempuan bekerja, terutama di posisi tinggi<br />

122

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!