Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
pemberdayaan perempuan yang paling banyak diulang,<br />
<strong>dan</strong> menjadi satu pilar penting dalam Deklarasi Beijing,<br />
adalah aktivitas yang mendatangkan penghasilan. Meskipun<br />
menggiatkan kewiraswastaan perempuan sangat penting,<br />
mendorong aktivitas yang mendatangkan penghasilan tanpa<br />
disertai prasyarat yang diperlukan tidak akan <strong>dan</strong> tidak memiliki<br />
dampak yang diinginkan, dalam hal partisipasi <strong>dan</strong> hasilnya.<br />
Sebagaimana pernyataan PBB, terdapat ‘penghalang ke akses<br />
layanan bagi perempuan pedesaan <strong>dan</strong> miskin, kerumitan<br />
administratif; penundaan perubahan un<strong>dan</strong>g-un<strong>dan</strong>g tentang<br />
kebebasan ekonomi perempuan; akses terbatas perempuan<br />
ke alat-alat produksi, kepemilikan properti, <strong>dan</strong> sumber daya’<br />
(ibid.). Semua masalah ini mengharuskan kebijakan yang<br />
ramah pasar <strong>dan</strong> sensitif-gender jika masalah tersebut ingin<br />
diselesaikan.<br />
Partisipasi ekonomi perempuan di kawasan TTAU<br />
Sebagian besar negara-negara Arab menunjukkan pola yang<br />
mendekati kesetaraan gender dalam bi<strong>dan</strong>g kesehatan <strong>dan</strong><br />
pendidikan (dengan jumlah perempuan melebihi laki-laki<br />
di tingkat pendidikan tinggi). Hal ini menaikkan nilai Indeks<br />
Pembangunan Manusia, yang memungkinkan mereka<br />
mencatat rekor kemajuan tercepat sedunia sejak 1970-an<br />
(Forum Ekonomi Dunia, 2014). Pendapatan per kapita yang<br />
lebih tinggi menyertai kemajuan ini dalam pembangunan<br />
manusia. Namun, pembangunan positif ternyata tidak<br />
mengarah ke peningkatan partisipasi ekonomi perempuan<br />
seperti halnya di belahan bumi lain.<br />
Kombinasi tren ini khusus untuk kawasan TTAU <strong>dan</strong><br />
disebutkan dalam laporan Bank Dunia sebagai ‘teka-teka TTAU’<br />
(Bank Dunia, 2013a). Tetapi, teka-teki ini dapat dipecahkan<br />
jika kita mempertimbangkan dua poin. Pertama, terdapat<br />
masalah sifat patriarkat khusus dalam masyarakat TTAU yang<br />
ditandai dengan segregasi antara ‘pribadi’ <strong>dan</strong> ‘publik’ yang<br />
membingkai <strong>dan</strong> membentuk peran gender; <strong>dan</strong>, kedua, sifat<br />
khusus pertumbuhan ekonomi di kawasan TTAU yang pada<br />
112