Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
Mazhab Tradisi: Ahl Al-Hadist<br />
Mazhab ini merepresentasikan pola pikir tradisionalis yang<br />
mengacu pada teks secara tersurat, fatalis, konservatif, <strong>dan</strong> anti<br />
inovasi. Pola pikir ini sangat bertolak belakang dengan pola pikir<br />
inovatif yang dimiliki oleh mazhab Ahl Al-Ra’y. Tokoh pelopor<br />
tiga dari empat mazhab hukum <strong>Islam</strong> utama merupakan tokoh<br />
utama mazhab Ahl Al Hadist, yaitu Imam Ahmad bin Hambal,<br />
Imam Malik, <strong>dan</strong> Imam Syafi’i.<br />
Pendapat yang dikemukakan oleh cendekiawan mazhab Ahl<br />
Al Ra’y memunculkan reaksi dari para cendekiawan mazhab<br />
Ahl Al Hadist. Mereka mengkritisi pendapat rasional-logis<br />
yang dikemukakan oleh mazhab Ahl Al Ra’y karena mazhab<br />
ini mencampuradukkan akal <strong>dan</strong> agama mereka, mengambil<br />
keputusan berdasarkan keinginan atau kesenangan, serta<br />
memasukkan hal-hal baru (bid’ah) ke dalam agama. Apakah<br />
cara-cara ini digunakan pada zaman Rasulullah? Tentu tidak,<br />
karena bertentangan dengan Al Qur’an <strong>dan</strong> Sunnah. Selain<br />
itu, mazhab Ahl Al Ra’y menolak beberapa hadist karena tidak<br />
sesuai dengan tujuannya <strong>dan</strong> mereka berupaya menghasilkan<br />
sesuatu yang baru. Ketika Umar bin Khatab menyarankan<br />
penyusunan ayat-ayat Al Qur’an ke dalam sebuah buku 2<br />
tahun setelah Nabi Muhammad SAW wafat, ide ini ditolak<br />
<strong>dan</strong> Umar dikritik karena dahulu Nabi Muhammad SAW pun<br />
tidak melakukannya (Eliacik, 2001: 168). Dengan kata lain,<br />
pertentangan antara kalangan inovasionis <strong>dan</strong> tradisionalis<br />
(dalam hal ini antara pemikiran liberal dengan pemikiran<br />
konservatif), antara pendukung <strong>dan</strong> penentang perubahan<br />
<strong>dan</strong> inovasi, sudah terjadi sejak wafatnya Rasullullah. Pokok<br />
pemikiran mazhab ini antara lain:<br />
• Hadist, atau perkataan Rasulullah SAW, <strong>dan</strong> Al Qur’an<br />
sama-sama penting <strong>dan</strong> mengikat.<br />
• Akal, pendapat pribadi, atau pemikiran individu tidak dapat<br />
digunakan sebagai sumber pengambilan keputusan.<br />
• “Sejelek-jelek perkara adalah perkara yang diada-adakan<br />
dalam agama. Tiap (perkara agama) yang diada-adakan<br />
53