08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan <strong>dan</strong><br />

setiap kesesatan tempatnya di neraka.” 16<br />

Seluruh perselisihan <strong>dan</strong> mazhab di atas dapat dirangkum<br />

menjadi dua kutub utama, yaitu Ahl Al Ra’y <strong>dan</strong> Ahl Al Hadist,<br />

atau akal versus tradisi. Perseteruan ini dimenangkan oleh<br />

pihak kedua, sehingga berdampak besar terhadap proses<br />

intelektual <strong>dan</strong> sosio-politis umat <strong>Islam</strong>.<br />

Konflik intelektual yang berawal dari masalah politis<br />

<strong>dan</strong> implikasinya<br />

Terdapat banyak ranah debat di kalangan cendekiawan<br />

Muslim. Hampir semua perdebatan ini berawal dari konflik<br />

politik tertentu atau memiliki dampak politik yang spesifik.<br />

Sekarang kita akan mempelajari tiga di antara beberapa<br />

perdebatan tersebut, yakni: qadar (takdir) vs kehendak bebas;<br />

apakah iman dapat meningkat atau menurun; <strong>dan</strong> apakah Al<br />

Qur’an diciptakan atau tidak.<br />

Takdir vs kehendak bebas<br />

Salah satu kelompok yang disebut sebagai Jabariyyah (fatalis)<br />

berpendapat bahwa segala aktivitas <strong>dan</strong> pengalaman kita telah<br />

ditakdirkan, sehingga kita tidak akan bisa menghindarinya.<br />

Kelompok lain, yang bernama Qadariyyah (pendukung prinsip<br />

kehendak sendiri), berpendapat bahwa tidak ada takdir yang<br />

telah ditentukan sejak dahulu <strong>dan</strong> tidak dapat dihindari.<br />

Manusia bisa mengatur tindakan mereka sendiri sesuai<br />

kehendak. Beberapa versi alur pemikiran ini (mu’tazillah) yang<br />

lebih ekstrem berpendapat bahwa “manusia bisa menentukan<br />

tindakannya sendiri”. Seperti yang dikatakan oleh Ma’bad Al<br />

Juhani, tidak ada takdir yang telah ditentukan sebelumnya.<br />

Semua peristiwa dapat diketahui saat terjadi (Eliacik, 2001:<br />

125).<br />

16 Keterangan yang tepat <strong>dan</strong> diskusi yang bermanfaat tentang “Sunnah versus Akal” atau<br />

“Ra’y versus Hadist” dapat ditemukan di Akyol (2011), khususnya pada bab 3 <strong>dan</strong> 4<br />

tentang peperangan ide pada abad pertengahan (halaman 80-116). Lihat juga Kocyigit<br />

(1988) untuk mengetahui diskusi yang lebih rinci tentang perdebatan antara cendekiawan<br />

Hadist <strong>dan</strong> Kalam.<br />

54

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!