08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

menyebarkannya secara luas. Perjuangan diri seorang Muslim<br />

karena menjadi orang yang membantu nilai-nilai moral yang<br />

baik juga diterima sebagai jihad: Nabi Muhammad SAW<br />

menyebut hal ini ‘Jihad Agung’. Jihadis percaya bahwa mereka<br />

sudah menjadi orang baik, <strong>dan</strong> mendefinisikan jihad sebagai<br />

perang melawan orang-orang kafir atas nama Allah. Mereka<br />

mengklaim bahwa mereka mendasarkan perjuangan keras<br />

mereka pada prinsip-prinsip <strong>Islam</strong> <strong>dan</strong>, untuk alasan ini, mereka<br />

menekankan konsep-konsep tertentu dalam pemahaman<br />

agama tradisional, <strong>dan</strong> membentuk wacana politik yang<br />

didasarkan pada perjuangan aktif.<br />

Jihadis memberi makna khusus pada konsep agama yang sesuai<br />

dengan tujuan <strong>dan</strong> sikap mereka. Mereka memahami katakata<br />

dengan cara yang memungkinkan mereka memberikan<br />

pembenaran agama untuk kekerasan. Syariah <strong>dan</strong> jihad adalah<br />

kata-kata yang paling umum dalam hal ini. Kedua kata ini<br />

diikuti oleh Khalifah, dzimmi, Rumah <strong>Islam</strong> (Dar al-<strong>Islam</strong>) <strong>dan</strong><br />

Rumah Perang (Dar al-Harb).<br />

Syariah, seperti yang dinyatakan di atas, adalah sisi agama<br />

yang sesuai dengan praktisnya kehidupan. Namun, jihadis<br />

menafsirkan Syariah sebagai ideologi <strong>Islam</strong> yang merusak yang<br />

menunjukkan sikap bermusuhan terhadap gaya hidup yang<br />

berbeda. Perlu diingat bahwa ini bukan penafsiran yang umum<br />

terjadi di dunia Muslim, namun semakin menyebar baik di<br />

kalangan umat <strong>Islam</strong> yang tinggal di negara-negara Barat <strong>dan</strong><br />

di antara mereka yang tinggal di dunia Muslim. Muslim yang<br />

mengadopsi penafsiran <strong>Islam</strong> jihadi menjauh dari masyarakat<br />

tempat mereka tinggal <strong>dan</strong> menutup jalur komunikasi. Mereka<br />

membentuk rumah aman religius <strong>dan</strong> gaya hidup alternatif di<br />

daerah tempat mereka tinggal. Mereka menjelaskan gaya hidup<br />

ini dengan menggunakan prinsip jahiliyyah (ketidaktahuan),<br />

dengan alasan bahwa mereka yang tidak menjalankan agama<br />

seperti mereka adalah Muslim sekuler atau orang kafir <strong>dan</strong><br />

bahwa mereka adalah orang-orang yang ‘tidak tahu’ yang<br />

tidak menerima kedaulatan Allah. Sebagai gantinya, mereka<br />

158

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!