Islam dan Kebebasan
Create successful ePaper yourself
Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.
tertinggi di kawasan TTAU, Kuwait, di bawah rerata regional<br />
kelima kawasan lainnya (Laporan Indeks Kesenjangan Gender<br />
Global, 2014). Meskipun ada peningkatan nyata di bi<strong>dan</strong>g<br />
kesehatan <strong>dan</strong> pendidikan (yang merupakan dua dari empat<br />
subindeks GGI, selain partisipasi ekonomi <strong>dan</strong> pemberdayaan<br />
politik yang menjadi dua subindeks lainnya), kawasan ini masih<br />
tertinggal dengan hanya 60 persen ketertutupan kesenjangan<br />
gender pada 2013. Partisipasi ekonomi adalah komponen<br />
yang paling memperlebar kesenjangan gender di negaranegara<br />
TTAU. Bahwasanya ‘kawasan [TTAU] terus menduduki<br />
posisi buncit pada Partisipasi Ekonomi <strong>dan</strong> subindeks peluang,<br />
dengan hanya 42 persen ketertutupan kesenjangan gender’<br />
(ibid.).<br />
Tingkat terbatas partisipasi pekerja perempuan di kawasan<br />
TTAU dapat dijelaskan melalui faktor-faktor yang saling<br />
memengaruhi ini. Faktor-faktor tersebut dapat diringkas<br />
sebagai berikut:<br />
• Larangan hukum yang sebagian mencerminkan norma<br />
sosial <strong>dan</strong> pembatasan otonomi perempuan (misalnya<br />
pergerakan).<br />
• Akses terlarang ke aset <strong>dan</strong> keuangan (rekening bank,<br />
pinjaman, tanah, <strong>dan</strong> sebagainya).<br />
• Lingkungan tak ramah bagi perempuan yang ingin<br />
membangun bisnis (misalnya, antara lain, kerumitan<br />
administratif <strong>dan</strong> persyaratan hukum).<br />
• Lingkungan tak ramah bagi perusahaan yang dapat<br />
mempekerjakan perempuan (tingkat pajak, persyaratan<br />
administratif yang rumit, penipuan, korupsi, ketidakstabilan<br />
politik).<br />
• Peraturan pekerja yang memberatkan sehingga<br />
mendorong majikan mendiskriminasi perempuan.<br />
• Ketidakcocokan antara keterampilan yang disyaratkan<br />
oleh majikan <strong>dan</strong> prestasi pendidikan perempuan.<br />
• Norma sosial-budaya<br />
114