08.12.2018 Views

Islam dan Kebebasan

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

Seorang filsuf Muslim ternama, Ibnu Khaldun (2013),<br />

berpendapat bahwa letak geografis, kondisi iklim, <strong>dan</strong> mata<br />

pencaharian sangat menentukan cara hidup <strong>dan</strong> pola pikir<br />

seseorang. Kondisi ini berbeda antara kota <strong>dan</strong> desa. Area<br />

pedesaan memiliki kondisi alam yang lebih berat <strong>dan</strong> gaya<br />

hidup agraris atau nomaden. Kehidupan masyarakatnya lebih<br />

sederhana dengan kondisi kehidupan yang mendasar, tanpa/<br />

sedikit fasilitas umum <strong>dan</strong> tak banyak pilihan pekerjaan.<br />

Sebaliknya, wilayah perkotaan dicirikan dengan kehidupan<br />

menetap yang lebih kompleks, modern, <strong>dan</strong> lebih banyak pilihan<br />

aktivitas komersial, industri, <strong>dan</strong> kerajinan, fasilitas umum yang<br />

lengkap, serta lebih banyak pilihan pekerjaan. Pendapat Ibnu<br />

Khaldun terasa benarnya ketika kita mengaitkan pengikut<br />

tiap aliran mazhab tersebut dengan kondisi lingkungan <strong>dan</strong><br />

budaya masing-masing.<br />

Mazhab akal ini pada akhirnya kalah oleh mazhab hadist. Ada<br />

beberapa alasan mengapa mazhab rasionalis kalah se<strong>dan</strong>gkan<br />

mazhab tradisionalis unggul. Bagi beberapa pihak, mazhab<br />

rasionalis terasa seperti orang asing yang datang dari Yunani<br />

Kuno <strong>dan</strong> tidak cocok dengan pan<strong>dan</strong>gan global yang Qur’ani<br />

(Robinson, 1996: 92). Bagi sebagian lainnya, figur-figur Muslim<br />

yang berpengaruh, seperti Imam Ghazali (meninggal tahun<br />

1111), bertanggung jawab terhadap kekalahan ini. Namun,<br />

menurut pendapat penulis, Akyol benar ketika ia mengatakan<br />

bahwa “logika <strong>Islam</strong>i tidak tertutupi oleh pan<strong>dan</strong>gan Al Qur’an<br />

secara global, tapi oleh tradisi post-Qur’anic. Kepemimpinan<br />

politis (Kekhilafahan Umayyah <strong>dan</strong> Abbasiyah) pada masa<br />

itu berpengaruh besar terhadap jalannya pertentangan<br />

tersebut dengan keberpihakan terus-menerus pada kalangan<br />

tradisionalis (Akyol, 2011: 117-118).<br />

Kesimpulan: konsekuensi negatif dari konflik antara<br />

mazhab logika <strong>dan</strong> tradisi<br />

Konflik antara mazhab logika <strong>dan</strong> mazhab tradisi yang<br />

dimenangkan oleh mazhab tradisi membawa konsekuensi<br />

buruk. Dampak negatif terbesar tercermin pada sikap umat<br />

58

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!